Jumat 03 May 2019 23:02 WIB

Puasa Ramadhan dan Peningkatan Rohani

Puasa Ramadhan akan meningkatkan kepekaan rohani

Ilustrasi Ramadhan
Foto: Reuters/Nikola Solic
Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Prof Didin Hafidhuddin     

Banyak terjadi dalam sejarah Islam peristiwa besar berlangsung di bulan suci Ramadhan. Antara lain, peristiwa turunnya Alquran kepada Rasulullah SAW, untuk kemudian disampaikan kepada umat manusia (QS 2: 185), peristiwa Perang Badar yang merupakan perang pertama dalam Islam yang sangat monumental dan bersejarah (QS 3: 123), peristiwa  futuh dan takluknya Kota Makkah sehingga kembali kepada ajaran Rasulullah SAW. Selain itu, juga peristiwa Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, yang terjadi pada Ramadhan tahun tersebut.

Baca Juga

Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan dinamika dan semangat juang serta etos kerja yang tinggi. Dan, bukannya bulan yang penuh dengan kemalasan dan kelemahan. Memang benar, jika ibadah shaum dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW, maka amalan itu akan menumbuhkan kekuatan rohani dan spiritual, termasuk kekuatan berpikir.

Perut yang sengaja dikosongkan akan menyebabkan pikiran terkonsentrasi untuk melakukan suatu kegiatan yang sengaja diinginkan dan dicita-citakan. Mulut yang tidak dipergunakan untuk mengeluarkan ucapan dan kata-kata yang tidak berguna akan mendorong pada efektivitas dan produktivitas yang tinggi.

Dengan shaum yang benar pula akan tumbuh daya tahan dan kesabaran yang sangat tinggi dalam melakukan berbagai macam pekerjaan dan kegiatan yang bermanfaat. 'Azimah dan kekuatan batin akan muncul dengan sendirinya walaupun menghadapi berbagai godaan dan tantangan.

Yusuf Qardhawi dalam bukunya, Al-Ibadah fi al-Islam (1993, hlm 275), menyatakan bahwa ibadah shaum di bulan Ramadhan itu ibarat sebuah madrasah atau sekolah yang mendidik kaum Muslimin untuk memiliki motivasi yang kuat di dalam melakukan berbagai macam kegiatan yang baik. Ia juga sekaligus menjadi benteng atau perisai dalam menahan berbagai macam godaan yang akan merusak kehidupan.

Karena itu, pantaslah jika Nabi Muhammad SAW menganjurkan kepada para pemuda yang mampu untuk melaksanakan nikah, untuk segera melaksanakannya. Akan tetapi, bagi yang belum mampu, hendaknya berpuasa, karena puasa itu menjadi benteng dan pertahanan diri yang kuat (HR Imam Bukhari).

Bulan Ramadhan 1424 H sekarang ini harus dijadikan sebagai bulan penumbuhan motivasi yang kuat, etos kerja yang tinggi, dan peningkatan kekuatan batin kaum Muslimin. Semua ini dimaksudkan agar umat Islam semakin mampu mengamalkan ajaran Islam yang rahmatan lil-'alamindi tengah-tengah kehidupan kini yang semakin berat dan kompleks masalah yang dihadapi.  Wallahu a'lam bis-shawab.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement