Selasa 23 Apr 2019 18:39 WIB

Ihwal Kekurangan Pangan

Umat Islam hendaknya peka terhadap orang yang kekurangan pangan

Krisis Pangan (ilustrasi)
Foto: setkab.go.id
Krisis Pangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Pada suatu siang, ketika Nabi Muhammad saw dan para sahabat tengah berkumpul, datanglah rombongan dari Bani Mudhar. Mereka berpakaian compang-camping. Melihat keadaan yang demikian, wajah Nabi tiba-tiba berubah menampakkan kesedihan yang amat sangat.

Baca Juga

Beliau pun serta merta menganjurkan supaya setiap orang mengeluarkan sedekahnya -- sandang atau pangan. Maka berbondong-bondonglah para sahabat menyumbangkan apa yang mereka miliki. Melihat tumpukan pakaian dan makanan yang terkumpul, Rasulullah pun bergembira.

Bagi Nabi, lapar dan hidup dalam kemiskinan adalah satu hal yang biasa. Sebagai seorang pemimpin, Beliau selalu lebih mendahulukan kepentingan orang banyak, katimbang diri dan keluarganya. Pernah, suatu ketika, Fatimah putrinya mengadu kepada Nabi bahwa ia tidak memiliki apa-apa untuk dimakan. Kepada putrinya, Nabi pun menunjukkan ikat pinggang di perutnya yang berisi batu untuk mengurangi rasa lapar.

 

Bagi Nabi, perih dan lapar yang diderita orang lain, terasa lebih menyusahkan hatinya, katimbang kalau penderitaan itu menimpa dirinya. Karena kepeduliannya, mencakup rasa tanggung jawab terhadap orang lain, terhadap kesusahan, dan penderitaan sesama manusia.

Kita pun sebagai umatnya, yang oleh Allah diperintahkan untuk meneladaninya, seharusnya juga bersikap peka terhadap kesusahan dan penderitaan orang lain. Seperti sekarang ini, akibat musim kering berkepanjangan, banyak saudara-saudara kita di Tanah Air yang menderita kekurangan pangan.

Islam sejak lebih 14 abad lalu telah mengantisipasi bahaya kekurangan pangan. Misalnya, dengan memerintahkan kepada orang berpunya untuk memberikan sebagian hartanya kepada kaum miskin, baik dalam bentuk zakat, sedekah maupun infak.

"Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagaian dari harta yang kamu cintai.'' (Ali Imran ayat 92). Tapi sayangnya, banyak orang kaya kita yang sekalipun melaksanakan shalat, kurang peduli terhadap masyarakat yang hidup miskin. Karena itulah dalam surat Al-Maun mereka yang tidak menganjurkan memberi makan orang miskin, oleh Allah dinilai sebagai menjustakan agama. Semoga kita dijauhkan dari sifat demikian.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement