Senin 22 Apr 2019 15:54 WIB

Akademisi: Jangan Kaitkan Teror Sri Lanka dengan Agama

Teror Sri Lanka dilakukan dilakukan teroris yang sejatinya tak beragama.

Kondisi Gereja St. Sebastian di Negombo, utara Kolombo, Sri Lanka yang hancur usai serangan bom saat misa Paskah, Ahad (21/4).
Foto: AP/Chamila Karunarathne
Kondisi Gereja St. Sebastian di Negombo, utara Kolombo, Sri Lanka yang hancur usai serangan bom saat misa Paskah, Ahad (21/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Cendekiawan Muslim Prof Nanat Fatah Natsir meminta masyarakat Indonesia tidak mengaitkan aksi teror bom saat perayaan paskah di Sri Lanka dengan agama tertentu.  

"Jangan kaitkan aksi teror itu dengan agama tertentu. Sejatinya teroris tidak beragama," kata mantan rektor UIN Bandung itu saat dihubungi di Jakarta, Senin (22/4).

Baca Juga

Karena itu, Nanat mengajak masyarakat fokus pada aksi teror yang terjadi, bukan latar belakang agama si pelaku. Indonesia harus mengutuk keras aksi teror tersebut.

Kepada pemerintah, Nanat meminta menyampaikan sikap mengecam keras tindak kekerasan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan tersebut.

"Pemerintah Indonesia perlu meminta pemerintah Sri Lanka untuk mengusut tuntas aksi teror tersebut dan menghukum para pelakunya sesuai dengan hukum yang berlaku di sana," katanya.

Nanat juga meminta masyarakat Indonesia untuk menjadikan aksi teror di Sri Lanka sebagai pelajaran agar tidak sampai terjadi di dalam negeri.

"Saya pribadi prihatin dengan aksi teror bom saat perayaan paskah di Sri Lanka itu. Masyarakat Indonesia perlu mendoakan agar korban ledakan dan keluarganya diberikan kesabaran dan kekuatan," katanya.

Sebelumnya, terjadi aksi teror bom di Sri Lanka saat perayaan paskah pada Ahad (21/4). Ledakan bom terjadi di empat hotel, tiga gereja, dan satu rumah. Jumlah korban tewas mencapai 215 orang dengan korban luka mencapai 450 orang.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement