Rabu 10 Apr 2019 17:12 WIB

Konferensi Sufi Rekomendasikan Kampus Tasawuf Internasional

Universitas Sufi Internasional akan didirikan di Pekalongan Jawa Tengah

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (ketiga kiri) didampingi Ketua Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mutabarah al-Nahdliyyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya (keempat kiri) dan sejumlah ulama sufi dunia menghadiri Konferensi Ulama Sufi Dunia yang dihadiri 91 ulama sufi dunia dari 36 negara di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/4/2019).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (ketiga kiri) didampingi Ketua Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mutabarah al-Nahdliyyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya (keempat kiri) dan sejumlah ulama sufi dunia menghadiri Konferensi Ulama Sufi Dunia yang dihadiri 91 ulama sufi dunia dari 36 negara di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN – Konferensi Ulama Sufi Internasional yang resmi ditutup Rabu (10/4) di Pekalongan, Jawa Tengah, menghasilkan beberapa rekomendasi, salah satunya adalah pembangunan Universitas Sufi Internasional di Pekalongan.

"Pembentukan Universitas Sufi Internasional," kata Syekh Muhammad Adnan al-Afyouni saat membacakan seluruh hasil yang diperoleh melalui pembahasan dan diskusi dalam konferensi tersebut. Tak hanya itu, saluran televisi yang beraliran dan bernapaskan sufi juga akan didirikan. 

Baca Juga

Ketua Panitia Konferensi Bidang Luar Negeri Habib Ali Hasan al-Bahar mengatakan, Habib Luthfi bin Ali bin Yahya telah menyediakan tanah seluas 22 hektare di Pekalongan sebagai calon lokasi Universitas Sufi Internasional. 

Selain itu, Habib Ali mengungkapkan, Ketua Ikatan Sufi Dunia Syekh Muhammad as-Syuhumi al-Idrisi juga telah siap memberikan dana untuk pembangunan Universitas Sufi Internasional. Syekh as-Syuhumi juga berkomitmen mendanai berbagai kegiatan para sufi. 

Di antara rekomendasi terkat sarana-prasarana yang dihasilkan, yakni penyatuan kekuatan sufi internasional yang ditunjukkan kepada para syekh tarekat sufi, pakar, dan membuat susunan kegiatan sufi secara mendunia. Kemudian, pengaktifan sisi ilmu pengetahuan dan fikih untuk memastikan langkah dan kerja sufi yang terukur. 

Selanjutnya, yaitu mengadakan kegiatan-kegiatan dakwah dan investasi untuk memberi modal dan kekuatan pada kerja-kerja sufi, termasuk juga mengadakan penyuluhan terkait kemasyarakatan, kebangsaan dan individual.

"Juga melaksanakan pertemuan-pertemuan secara mendunia," tutur Syekh Adnan yang juga Mufti Agung Damaskus, Suriah, tersebut saat membacakan hasil rekomendasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement