Selasa 16 Apr 2019 16:16 WIB

Kebakaran Al-Aqsha Pernah Terjadi Pada 1969

Kebakaran al-Aqsha ternyata sudah pernah terjadi pada 21 Agustus 1969.

Suasana kebakaran Masjid Al-Aqsha pada 21 Agustus 1969.
Foto:
Suasana kebakaran Masjid Al-Aqsha pada 21 Agustus 1969.

Berikutnya, seorang tersangka segera pelaku pembakaran berhasil diidentifikasi. Dia adalah Dennis Michael Rohan, seorang turis beragama Kristen asal Australia. Dia ditangkap dua hari kemudian yakni pada 23 Agustus 1969.

Ketika diperiksa pihak keamanan Israel, Rohan menyatakan bila dirinya tidak takut mengungkapkan motifnya untuk melakukan tindakan kejahatan itu. Dia malah mengaku sebagai "utusan Tuhan". Rohan sesumbar ingin mempercepat kedatangan Yesus Kristus yang kedua, yang menurutnya, hanya dapat dicapai dengan membiarkan orang Yahudi membangun sebuah kuil di tempat Masjid Al-Aqsa, di mana diklaim bahwa di tempat itu dahulu merupakan kuil yang didirikan oleh Nabi Sulaiman.

Namun, setelah itu pihak Israel mengeluarkan pernyataan. Rohan dinyatakan gila dan dirawat di rumah sakit jiwa. Namun, banyak pihak yang lain skeptis bila dia menjadi satu-satunya pelaku pembakaran Masjid al-Aqsha.

Permasalahan kemudian berlanjut. Pada tanggal 28 Agustus, 24 negara mayoritas berpenduduk Muslim mengajukan keluhan kepada Dewan Keamanan PBB. Melalui Duta Besar Yordania untuk PBB, Mohamed El-Farra menyatakan negara-negara tersebut menyatakan:

“Menurut berita yang berasal dari sumber-sumber Israel, tersangka Australia adalah sekutu Israel yang dibawa oleh Badan Yahudi untuk bekerja untuk Israel. Badan Yahudi mengatur agar warga Australia yang bekerja di sebuah 'Kibbutz' selama beberapa bulan, sehingga ia bisa belajar bahasa Ibrani dan mendapatkan lebih banyak pengajaran Zionis.

Banyak orang tahu kehidupan orang Australia itu di Kibbutz dan impiannya membangun kuil Sulaiman.Sehingga peristiwa pembakaran itu terasa meragukan kasus. Mereka pun menyatakan adanya kasus ini telah menambah ketakutan dan kekhawatiran umat Islam tentang tempat suci mereka.

Jalan Impian Terwujudnya Negara Zionis

Surat atau petisi 24 negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim itu juga merujuk pada fenomena begitu banyak komentar yang dibuat pada tahun-tahun sebelumnya oleh pejabat Israel. Para pejabat itu telah bersumpah untuk mendirikan 'Kuil Sulaiman' di atas situs Masjid Al-Aqsa. Agresi Israel yang berkelanjutan terhadap orang-orang Palestina kala itu juga dibahas sehubungan dengan pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur dua tahun sebelumnya setelah perang 1967.

PBB pun menanggapi dengan mengutuk serangan itu dan meminta Israel membatalkan semua pengaturan yang akan mengubah status Yerusalem. Tapi, Israel mengabaikan resolusi ini, seperti yang telah dilakukan dengan semua panggilan seperti itu sebelum dan sesudah.

Kecurigaan bahwa Israel terlibat aktif dalam perencanaan dan memfasilitasi upaya pembakaran sampai kini tidak pernah dibantah. Banyak juga yang melihat normalisasi intimidasi Zionis, termasuk upaya Israel untuk menghapuskan warisan Palestina di wilayah tersebut, sebagai sumber utama mental yang menyebabkan serangan tersebut, bahkan atas semua yang buruk yang terjadi di wilayah Palestina sampai kini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement