Rabu 10 Apr 2019 10:43 WIB

Habib Luthfi Terpilih Jadi Ketua Forum Sufi Internasional

Habib Luthfi terpilih secara aklamasi dalam forum Sufi internasional.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (ketujuh kanan, depan) didampingi Ketua Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mutabarah al-Nahdliyyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya (keenam kanan, depan) dan Bupati Pekalongan Asip Kholbihi (keempat kanan, depan) berfoto bersama para ulama saat Konferensi Ulama Sufi Dunia yang dihadiri 91 ulama sufi dunia dari 36 negara di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/4/2019).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (ketujuh kanan, depan) didampingi Ketua Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mutabarah al-Nahdliyyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya (keenam kanan, depan) dan Bupati Pekalongan Asip Kholbihi (keempat kanan, depan) berfoto bersama para ulama saat Konferensi Ulama Sufi Dunia yang dihadiri 91 ulama sufi dunia dari 36 negara di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Rais Aam Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN), Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, terpilih menjadi ketua Forum Sufi Internasional secara aklamasi dalam Konferensi Ulama Sufi Internasional di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (9/4).

"Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya, tapi untuk mewujudkan syukur yang sebenarnya tidak cukup dengan lisan. Dituntut kenyataan dan tanggung jawab yang sungguh-sungguh," kata dia usai terpilih.

Baca Juga

Habib Luthfi mengatakan, hakekat syukur yakni bisa menjawab tantangan umat maupun tantangan zaman seperti sekarang ini. Ia melihat beberapa perkembangan dari dunia Islam, di mana banyak terbentuk hizbiyah atau organisasi.

"Namun kurang bisa kita harapkan untuk bisa mendorong dunia Islam dan majelis taklim atau thariqah atau sufiyyah. Maka, dalam pertemuan hari ini, berilah kami wewenang kepercayaan untuk bisa memilih siapa yang bisa diajak bekerja bukan hanya banyak bicara," paparnya.

Tak hanya itu, lanjut Habib Luthfi, tapi yang juga bisa bekerja dan bisa menunjukkan niat-niat ahli tasawuf dan ahli thariqah sehingga bisa membawa cahaya di dunia Islam. Karena itu, jika ia memilih orang yang dianggap bisa diajak bekerja untuk ke depan, maka ia dengan hormat berharap kepada orang tersebut agar bisa mendukung sekuat mungkin dan tidak menyalahkan.

Habib Luthfi menyadari ini bukan hal mudah dan perlu semangat bekerja. Sehingga dia merasa perlu adanya kesepakatan tanggungjawab dan kepercayaan yang diberikan oleh sang guru. Meski begitu ia memastikan bisa mengangkat Islam sehingga dapat bersuara di dunia dan menjadi percontohan bagi dunia internasional.

"Kalau di dalam dunia Timur Tengah dikatakan Timur Tengah ahli ilmu, dan telah membuka al-Azhar as-Syarif, dan madrasah atau jamiah yang lebih tua lebih terdahulu, kami tidak bisa memandang begitu saja, tafsir memerlukan dukungan spiritual," ungkapnya.

Habib Luthfi juga menuturkan, tanggung jawab tersebut harus diemban bersama, dan bukan hanya diemban oleh Al-Azhar (Mesir), Sudan maupun Suriah. "Semoga dengan berdirinya (Forum Sufi Internasional) tersebut, tidak akan memalukan dunia Islam di luar negeri," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Habib Lutfhi kembali mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan. Ia berharap, semua yang bergabung dalam forum ini dapat saling memberi dukungan supaya diberikan kekuatan oleh Allah SWT.

"Jangan sampai dijadikan di hati kita ini keluar satu kecibiran atau fakhr dengan adanya amanat tersebut. Karena bagi ahli tasawuf, itu penyakit paling terbesar di hati kami," ungkap dia.

Sementara itu, Ketua Panitia Konferensi Bidang Luar Negeri, Habib Ali Hasan Al-Bahar mengatakan, Indonesia telah mencatat sejarah baru karena menjadi tuan rumah forum internasional yang jarang terjadi. Ada lebih dari 80 ulama sufi dari 37 lebih negara yang hadir dalam konferensi ulama sufi internasional di Pekalongan ini.

"Selamat karena Indonesia tampil di mata dunia dunia internasional menjadi tuan rumah di satu forum yang jarang sekali terjadi. Mungkin jadi sejarah baru di abad milenial ini. Semua duduk bersama untuk merintis satu forum yang mengatur langkah yang lebih terarah dari semua kegiatan para sufi di dunia," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement