Senin 01 Apr 2019 18:24 WIB

Kemenag: UNBK Madrasah Aliyah Berjalan Lancar

Ketersediaan komputer juga menjadi perhatian.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Hasanul Rizqa
(Ilustrasi) Sejumlah Siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 28 Jakarta, Senin (1/4).
Foto: Republika/Prayogi
(Ilustrasi) Sejumlah Siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 28 Jakarta, Senin (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di seluruh madrasah aliyah di Indonesia berlangsung lancar. Hal itu disampaikan Kementerian Agama (Kemenag). Dari Jakarta, Kemenag juga terus melakukan teleconference selama ujian berlangsung. Kegiatan ini dilakukan untuk memantau jalannya pelaksanaan UNBK madrasah aliyah di seluruh negeri.

Kepala Sub Direktorat Kurikulum dan Evaluasi pada Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah di Kementerian Agama (Kemenag), Ahmad Hidayatullah, menuturkan, teleconference telah dimulai sejak tadi pagi dan akan berlangsung selama ujian nasional berlangsung.

Baca Juga

"Berdasarkan laporan dari daerah, yang kami ajak berbicara dari perwakilan provinsi masing-masing, itu alhamdulillah berjalan lancar, tidak ada masalah, dan pengawasan di daerah-daerah juga sesuai dengan SOP yang sudah kita tetapkan dari seluruh provinsi," kata dia kepada Republika.co.id, Senin (1/4).

Hidayatullah menjelaskan, di tingkat provinsi dan dan kabupaten, ada petugas help desk yang melakukan koordinasi agar terhubung langsung melalui teleconference ke seluruh madrasah. Perwakilan madrasah menyampaikan laporan ke tingkat kabupaten, lalu ke provinsi, kemudian barulah ke pusat.

"Kita sudah melakukan teleconference dari madrasah ke kabupaten, kabupaten ke provinsi, dari provinsi itu ke pusat. Ini dipantau dari waktu ke waktu, jadi kita buka semacam open house secara online, dan mereka langsung membuat laporan tiap saat," katanya.

Menurut Hidayatullah, pelaksanaan UNBK madrasah aliyah kali ini hampir tidak ada hambatan karena para petugas di tiap daerah sudah melakukan sinkronisasi sejak dua hari lalu sehingga pelaksanaan di hari perdana berjalan lancar. Termasuk, kata dia, pelaksanaan UNBK di daerah-daerah terpencil.

"Di daerah-daerah kepulauan itu, mereka sudah melakukan sinkronisasi sudah dari jauh-jauh hari," tutur dia.

Teknik sinkronisasi untuk daerah-daerah terpencil, papar Hidayatullah, yakni dengan mendatangi terlebih dulu daerah-daerah terdekat yang ada sinyal. Ada pula yang ke atas gunung untuk mendapat sinyal agar bisa melakukan sinkronisasi berupa pengunduhan soal ujian.

Setelah para petugas melakukan sinkronisasi, hasilnya dibawa kembali ke madrasah tempat pelaksanaan UNBK. Kemudian mereka edarkan melalui jaringan lokal. Seusai ujian selesai, petugas mengirimkannya kembali ke pusat. Cara ini diberlakukan di daerah-daerah yang tergolong terpencil.

Hidayatullah mencontohkan daerah Pulau Sapudi, di sebelah timur Pulau Madura, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dan di Halmahera, Maluku. "Jadi setelah ujian, mereka kirim lagi. Ini untuk daerah-daerah terpencil begitu," katanya.

Kondisi jaringan lokal tempat penyelenggaraan UNBK di pelosok, lanjut Hidayatullah, juga lancar karena menurutnya sudah ada kesiapan sinkronisasi yang matang. Berdasarkan laporan yang ia terima, pelaksanaan ujian di daerah terpencil relatif lancar.

"Enggak ada masalah, kalau pun ada, itu hanya masalah teknis kecil yang bisa langsung diantisipasi mereka sendiri, misalnya kabelnya, ya enggak ada yang mendasar. Lancar. Alhamdulillah, sampai sekarang enggak ada hambatan," tutur dia.

 

Ketersediaan Komputer

Hidayatullah mengklaim, sejauh ini jumlah komputer yang tersedia selama UNBK berlangsung juga sudah mencukupi. Ada komputer dan laptop yang disediakan oleh pihak madrasah aliyah, ada yang milik pribadi, dan ada juga yang menggunakan fasilitas di sekolah terdekat yang tak melangsungkan UNBK seperti madrasah tsanawiyah.

"Untuk daerah-daerah tertentu, Kemenag memang membelikan unit komputer atau pun servernya walaupun dalam jumlah terbatas. Dengan upaya ini relatif pelaksanaan UNBK ini dapat terjangkau," imbuhnya.

Dari sisi jumlah lembaga, Hidayatullah menuturkan, persentase madrasah aliyah di Indonesia yang menyelenggarakan UNBK yakni 99,21 persen. Sedangkan dari sisi jumlah siswa, yaitu 99,67 persen. Menurutnya, ini menunjukkan tingkat penggunaan ujian berbasis komputer itu sudah tinggi. "Yang tidak itu hanya 64 madrasah se-Indonesia. Jadi kecil sekali," kata dia.

Direktur KSKK Madrasah Ditjen Pendidikan Islam A Umar menegaskan, pada tahun ini hampir 100 persen MA dan MTs akan menggelar UNBK, alih-alih manual. Menurut dia, total sebanyak 8.125 madrasah aliyah akan menyelenggarakan UN. Dari jumlah itu, sebanyak 8.061 madrasah aliyah menggelar UNBK.

"Tahun ini, 99,21 persen madrasah aliyah akan bisa melaksanakan UNBK," ujar dia di Jakarta seperti dikutip dari laman resmi Kemenag.

Angka tersebut lebih banyak dari tahun lalu yang hanya 91 persen. UN tingkat MA akan diikuti 457.429 orang murid. Sebanyak 455.935 orang murid mengikuti UNBK (99,67%). Sisanya atau sebanyak 1.494 orang murid (0,33%) mengikuti UN berbasis kertas dan pensil (UNKP).

UNBK madrasah aliyah digelar pada tanggal 1, 2, 4 dan 8 April 2019. UNBK susulan bagi murid madrasah aliyah akan diselenggarakan pada 15-16 April 2019. "Tahun ini adalah penyelenggaraan UNBK kali kedua. Insya Allah, kesiapan penyelenggaraan UNBK lebih siap tahun ini dari tahun sebelumnya," kata Umar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement