Kamis 14 Mar 2019 15:59 WIB

Baznas Jateng Targetkan Penghimpunan Zakat Rp 50 Miliar

Target meningkat 60 persen dari realisasi penghimpunan zakat 2018.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah menggelar pelatihan dasar dan teknis kewirausahaan bidang industri makanan bagi keluarga fakir miskin se-wilayah eks Karesidenan Surakarta di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Jl Ir Sutami, Solo, Kamis-Ahad (14-17/3).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah menggelar pelatihan dasar dan teknis kewirausahaan bidang industri makanan bagi keluarga fakir miskin se-wilayah eks Karesidenan Surakarta di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Jl Ir Sutami, Solo, Kamis-Ahad (14-17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menargetkan penghimpunan zakat mencapai Rp 50 miliar sepanjang 2019. Target tersebut meningkat 60 persen dari realisasi penghimpunan zakat pada 2018 yang mencapai Rp 31,7 miliar.

Ketua Baznas Provinsi Jawa Tengah, Ahmad Darodji, mengatakan selama ini Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Jateng telah membayarkan zakat dan infak melalui Baznas Jateng. Pada 2018, zakat dan infak yang dihimpun dari ASN/OPD mencapai Rp 30,75 miliar. Sedangkan zakat dan infak dari BUMN/BUMN mencapai Rp 546,49 juta, instansi vertikal Rp 379 juta, serta dari perseorangan Rp 79,73 juta.

Baca Juga

"Kan ada dorongan dari gubenur agar zakat ditingkatkan tidak hanya dari tunjangan tapi dari penghasilan. Insyaallah, bisa mencapai Rp 50 miliar," terangnya kepada wartawan seusai acara pembukaan pelatihan kewirausahaan di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Jalan Ir Sutami, Solo, Kamis (14/3).

Selain para ASN, karyawan swasta juga diperbolehkan membayar zakat ke Baznas Jateng. Meski demikian, Baznas memiliki mitra seperti Lembaga Amil Zakat (LAZ) di bawah Muhamamdiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU), Dompet Dhuafa, dan lainnya yang juga bergerak bersama-sama menghimpun zakat.

Darodji menjelaskan, dari dana yang masuk ke Baznas, sebanyak 60 persen digunakan untuk fakir miskin, di mana 20 persen di antaranya untuk kaum miskin konsumtif. Sedangkan 40 persen disalurkan untuk kegiatan produktif, misalnya pelatihan-pelatihan.

Menurutnya, sudah sejak tahun lalu Baznas menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi fakir miskin. Sampai saat ini, sudah tujuh sampai delapan kali pelatihan digelar dari berbagai bidang. Antara lain, pelatihan membuat kue, budidaya ikan lele, cacing, dan sebagainya.

"Tujuannya untuk mengangkat mereka-mereka yang perlu diangkat sisi ekonominya supaya mereka tidak menjadi mustahik terus, suatu saat bisa menjadi muzaki," terang Darodji.

Daroji menilai, jika pelatihan tersebut digelar di setiap kabupaten/kota di Jawa Tengah, maka dampaknya akan segera terlihat. Dia berharap kegiatan tersebut menjadi pemicu Baznas di kabupaten/kota dalam hal pengentasan kemiskinan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement