Rabu 13 Mar 2019 14:11 WIB

Panglima TNI: Pondok Pesantren Samudranya Ilmu

Pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nashih Nashrullah
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjawab pertanyaan saat sesi wawancara khusus dengan LKBN Antara di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (8/3/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjawab pertanyaan saat sesi wawancara khusus dengan LKBN Antara di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (8/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, mengatakan pondok pesantren merupakan samudra ilmu yang tak terbatas pada ilmu agama saja. 

"Pondok pesantren adalah tempat samudranya ilmu dan bukan hanya mengajarkan pengetahuan agama. Ilmu-ilmu pengetahuan lain juga sangat penting dan berguna untuk membangun negeri ini," ujar Hadi dalam keterangan persnya yang diterima Republika.co.id, Rabu (13/3).

Baca Juga

Dia mengatakan, Indonesia adalah negara besar. Karena itu, kebersamaan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa adalah kunci untuk menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Indonesia, kata dia, wilayahnya sangat luas dan penuh dengan sumber daya alam yang melimpah.

 

“Di dalamnya bermacam-macam suku dan agama serta kaya dengan berbagai budaya yang indah," ungkap dia

Menurutnya, hanya dengan pendidikan yang maju pula, Indonesia dapat menjadi bangsa terkemuka dan maju. 

Karena itu, Hadi menyampaikan, seluruh komponen bangsa harus mengisi ilmu dengan cara belajar untuk mengelola wilayah negara Indonesia yang luas itu.

Di sisi lain, Hadi mengatakan, saat ini berita maupun informasi yang tidak bertanggung jawab atau hoaks hampir setiap hari diterima.

Terkadang, seseorang secara tak sadar turut berkontribusi untuk menyampaikan berita tersebut, karena ingin menjadi citizen journalist atau pewarta warga.

"Untuk itu, kita tidak boleh menerima berita-berita dengan mudah tanpa didukung fakta dan data yang akurat," ujarnya.

Hadi menuturkan, pada zaman dulu, perang antarnegara menggunakan kekuatan bersenjata. Kemudian perang masuk ke generasi kedua yang juga menggunakan kekuatan bersenjata. Saat ini perang dilakukan dengan serangan informasi.

"Mari kita sama-sama menjaga keutuhan NKRI dengan tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita hoax. Cerdas untuk dalam menyikapi berita tersebut," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement