Kamis 14 Mar 2019 04:04 WIB

Kenneth L Jenkins Kagumi Kehidupan Nabi Muhammad

Bagi Kenneth L Jenkins pertemuannya dengan Islam membawa perubahan besar.

Mualaf (ilustrasi)
Foto:

Setiap hari Minggu, menurut Jenkins, seluruh anggota keluarganya selalu pergi ke gereja. Saat seperti itu, ungkapnya, menjadi momen bagi dirinya beserta kedua saudaranya untuk mengenakan pakaian terbaik mereka. Untuk menuju ke gereja, sambungnya, mereka sekeluarga biasa diantar oleh sang kakek menggunakan kendaraan kebanggaannya.

Namun sejak sang kakek terserang stroke, Jenkins sekeluarga jarang menghadiri kegiatan peribadatan di gereja. Baru ketika menginjak usia 16 tahun, Jenkins mulai aktif kembali menghadiri acara peribadatan di gereja. Ia biasa datang ke gereja bersama seorang teman yang ayahnya merupakan pastor di gereja tersebut.

Setelah lulus SMA dan masuk universitas, Jenkins memutuskan untuk lebih aktif dalam kegiatan keagamaan. Ia datang ke gereja setiap saat, mempelajari kitab Injil setiap hari, dan menghadiri kuliah yang diberikan oleh para pemuka agama Kristen.

Hal ini membuatnya amat menonjol di kalangan para jemaat. Karenanya, tak mengherankan ketika menginjak usia 20, pihak gereja memintanya untuk bergabung. Sejak saat itulah Jenkins mulai memberikan khutbah kepada para jemaat yang lain.

Setelah menamatkan pendidikannya di jenjang universitas, Jenkins memutuskan untuk bekerja secara penuh waktu di gereja sebagai seorang pendakwah. Sasaran utamanya adalah komunitas warga kulit hitam di Amerika.

Ketika melakukan interaksi dengan komunitas inilah ia menemukan kenyataan bahwa banyak di antara para pemuka gereja yang menggunakan Injil untuk kepentingan politis, yakni untuk mendukung posisi mereka pada isu-isu tertentu.

sumber : Oase Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement