Rabu 20 Feb 2019 06:06 WIB

Amanda Terinspirasi Muslimah Palestina

Banyak orang yang mengira Amanda merupakan Muslimah sejak lahir,

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:

Contohnya, mengapa tradisi yang dianutnya mengatakan untuk tidak makan babi, tetapi justru memakan babi setiap Ahad atau mengapa wanita diajarkan menutupi rambut mereka, tetapi hanya para biarawati yang melakukannya.

Dia juga meragukan konsep ketuhanan yang baginya tidak masuk akal. Jadi, sedikit demi sedikit, dia mulai memberontak dan menolak untuk datang ke gereja. Ketika sedang mengalami kegalauan batin semacam ini, peristiwa 9- 11 terjadi dan mengguncangnya, seperti banyak orang lain.

"Saya ingat bertanya-tanya tentang orang-orang yang melakukannya, tentang teroris Islam yang menjadi sorotan berita. Saya ingin mengenal mereka. Apa yang mem buat mereka melakukan ini? Apa yang me reka percaya dan mengapa seseorang ingin menyebabkan begitu banyak kepedihan," ujarnya.

Teman Muslim Tepat sebelum perang melawan terorisme dimulai, ayahnya pensiun dari militer dan pindah ke Florida. Dia memulai se kolah menengah sebagai seorang penyendiri. "Saya tidak tahu siapa saya, apa yang harus diyakini, atau apa yang diinginkan dari kehidupan. Jadi, saya simpan sendiri.

Saya melihat seorang gadis di kafetaria suatu hari. Seorang gadis Muslim, mengenakan jilbab," katanya mengisahkan masa lalu. Amanda kemudian berpikir bahwa gadis itu tampak begitu yakin pada dirinya sendiri. Dia pun bertanya-tanya bagaimana gadis ini begitu berani mengenakan jilbab itu di kepalanya saat di sekolah.

Bagaimana mungkin dia tidak peduli apa yang orang lain pikirkan tentangnya. Amanda akhirnya berteman dengan gadis yang bernama Fatiha itu. Darinya Amanda menemukan ibrah yang luar biasa. Fatiha adalah gadis yang terlahir sebagai Muslim dari keluarga Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement