Jumat 15 Feb 2019 06:06 WIB

Kisah Apel dan Kegelisahan Umar bin Abdul Aziz

Khalifah Umar bin Abdul Aziz tercatat sukses sebagai pemimpin keluarga dan negara.

Apel
Foto:

Sesungguhnya, Sahal tidak sampai hati melihat keponakannya yang sedang lapar itu menangis. Ketika sebuah apel yang hendak dimasukkan ke dalam mulutnya direbut oleh ayahnya.

Sang Khalifah hanya berdiam diri mendengar kata-kata adiknya ini. Hatinya sendiri ketika itu sedang gelisah. Dia terpaksa memilih antara keridhaan Allah SWT dan keinginan anak kesayangannya. Namun, ia lebih memilih mengutamakan keridhaan Allah SWT.

Selesai dengan pekerjaannya di baitul maal, Khalifah Umar segera pulang ke rumah menemui anak bungsunya. Khalifah langsung memeluk dan mencium buah hatinya. Namun, dia mencium harumnya buah apel pada mulut si bungsu anaknya. Khalifah Umar segera memanggil istrinya, Fatimah. “Wahai Fatimah, dari mana kamu dapatkan buah apel untuk anak kita?” tanya Khalifah Umar.

Fatimah menjawab seraya menjelaskan kepada suaminya, “Anak itu sedang kelaparan tadi siang dan ia ingin sekali memakan buah apel, lalu akhirnya saya belikan sebuah di pasar, apel itulah yang dimakannya untuk menahan rasa laparnya.”

Sambil menangis, Khalifah Umar pun menceritakan kejadian siang tadi terkait anak bungsunya di baitul maal. Ia berkata, “Wahai istriku, Fatimah. Ketika aku merebut buah apel itu dari mulut anak kita, sungguh, aku merasakan seperti merengut jantungku sendiri. Tetapi, apa daya, karena aku sangat takut akan api neraka yang akan membakar anak kita, jadi aku rebut buah apel itu dari mulutnya.”

Begitulah Khalifah Umar bin Abdul Aziz, seorang hamba Allah. Ia yang merupakan seorang khalifah, mukmin, bertakwa, dan wara mencontohkan kehati-hatiannya. Ia sangat khawatir jika barang-barang haram masuk ke aliran darah keluarganya. Ia berharap seluruh keluarganya, bahkan rakyatnya, bisa mencapai surga Allah SWT.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement