Rabu 13 Feb 2019 06:06 WIB

Kisah Semut di Masa Nabi Musa

Mereka bertasbih dan menyucikan Allah seperti hewan-hewan lain.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Semut
Foto:

Rasulullah mengajarkan bahwa seseorang berhak melawan orang atau hewan yang menyerang manusia, walaupun hewan jinak. Semut ini menyerang dan menggigit. Wajar saja hewan tadi mendapat hukuman.

Namun, menghukum semua semut yang ada di sarang itu dan membakar mereka dengan api bukanlah keadilan. Semut adalah ciptaan Allah. Mereka bertasbih dan menyucikan Allah seperti hewan-hewan lain.

Manusia tidak boleh menyerangnya, kecuali jika mereka me nyakitinya. Oleh karena itu, Allah menyalahkan nabi itu dan men celanya karena dia meng hukum melampaui batas. Dia meng hukum semut yang tidak ber salah karena kesalahan seekor semut. Dia membunuh sebuah umat yang bertasbih kepada Allah.

Semut dan sains Dalam Buku Pintar Sains dalam Alquran tulisan Nadiah Thay yarah, ilmuwan meyakini bahwa kehidupan binatang yang termasuk kelompok serangga berjalan atas dasar insting.

Namun, setelah dicapainya kemajuan dan perkembangan pengetahuan tentang dunia serangga, para ilmuwan mendapatkan kesimpulan bahwa kehidupan serangga berjalan di atas dasar fungsi-fungsi tertentu sesuai dengan sifat genetika yang meng atur perilakunya.

Salah satu jenis serangga yang menarik penelitian mereka adalah semut. Serangga ini memiliki sistem kehidupan tertib yang membatasi perilaku tiaptiap anggota masyarakatnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement