Kamis 07 Feb 2019 16:16 WIB

Kisah Raden Fatah dan Ciri Khas Demak

Raden Patah diperkirakan sangat akrab dengan gaya dan arsitektur Majapahit.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia yang terletak di Kampung Kauman, Demak.
Foto: Antara/Aji Styawan
Umat muslim mengikuti pengajian Ramadan di serambi Masjid Agung Demak, Bintoro, Demak, Jawa Tengah, Ahad (20/5).

Serambi masjid ini seluas 31x15 meter dan berlantaikan teraso berukuran 30x30 sentimeter yang sering disebut sebagai 'Serambi Majapahit'. Disebut serambi Majapahit karena serambi ini memiliki delapan tiang penyangga bergaya Majapahit dan diperkirakan berasal dari kerajaan Majapahit.

Bangunan serambi ini merupakan bangunan tambahan yang dibangun pada masa Adipati Unus atau yang terkenal dengan sebutan Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor saat menjadi sultan Demak kedua pada tahun 1520.

Ruang utama yang berfungsi sebagai tempat shalat jamaah, letaknya di bagian tengah bangunan. Sedangkan, mihrab atau bangunan pengimaman berada di depan ruang utama, berbentuk sebuah ruang kecil dan menghadap ke arah kiblat.

Di dalam ruang utama masjid, juga terdapat pawestren atau ruangan untuk shalat bagi wanita, dengan luas 15x17,30 meter yang terletak di sisi selatan masjid.

Ruang shalat wanita ini dibangun pada 1866 ketika KRMA Arya Purbaningrat menjadi adipati Demak. Atapnya berbentuk limas, disangga delapan pilar bergaya Majapahit.

Masih ada napas akulturasi pada bagian interior masjid. Perubahan dari tata cara berserah kepada sang pencipta agama Hindu di ruang terbuka ke dalam masjid memunculkan ide untuk membuat interior masjid menjadi lebih luas.

Kesan luas ini bisa disaksikan pada bagian ruang utama masjid yang berukuran 25x26 meter yang mampu menampung lebih dari 500 jamaah ini.

Di sebelah kanan ruangan utama, terdapat ruang khalwat. Ruang perenungan berukuran 2x2,5 meter ini dulunya dipakai para penguasa Kesultanan Demak untuk memohon petunjuk Allah SWT.

Hampir sekujur ruangan ini dipenuhi ukiran model Majapahit. Pada salah satu sudutnya terdapat relief aksara Arab yang memuliakan kebesaran Allah SWT. Sementara itu, di luar bangunan utama, di kompleks masjid Agung Demak juga terdapat beberapa bangunan pendukung.

Di kompleks masjid, terdapat 60 pusara makam pejuang Muslim Demak dan para pengikutnya. Antara lain, para sultan Demak, seperti Raden Patah, Pati Unus, dan Sultan Trenggono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement