Rabu 02 Jan 2019 11:30 WIB

Friend King Maduma Tamba Terinspirasi Ahmad Deedad

Ia tak sabar untuk bisa membaca Alquran

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto:

Dia dibantu ibunya mencari pondok pesantren di dekat sekolah. Akhirnya, dia menemukan satu pondok pesantren sederhana yang bisa menyediakan tempat tinggal, bersekolah, dan mengaji di malam hari, yaitu at-Taubah di Klapanunggal, Bogor. Pondok ini sederhana. Fasilitasnya terbatas. Namun, pengelolanya selalu bersedia menerima santri dengan latar belakang apa pun.

Kiai di pesantren itu juga tidak memungut bayaran. Santri yang ingin berinfak dapat memberi seikhlasnya untuk membayar listrik. Banyak santri yang tidak mampu dan mualaf tinggal di sana, selain membaca Alquran, mereka mempelajari kitab kuning dan tafsir Alquran

Begitu juga King, karena pada siang hari dia harus pergi ke sekolah, dia hanya bisa mengaji di malam hari. Karena sulitnya beribadah, sehingga dalam membaca Al quran pun tertinggal dengan teman seusianya. Saat SMA dia masih belajar Iqra bersama anak-anak SD. King tidak merasa malu karena niatnya agar bisa membaca Alquran.

Setelah bisa membaca Alquran, justru dia yang diperintah kiainya untuk meng ajarkan anak-anak belajar Iqra. Dia pun sering diminta untuk mengaji Alquran bagi orang-orang yang meninggal di sekitar pondok pesantren. Memang ada kebiasaan, setiap ada Muslim meninggal di daerah tersebut selalu meminta santri pondok pesantren mengaji Alquran semalaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement