Kamis 13 Dec 2018 05:35 WIB

Cindy Weber Dimudahkan Menemukan Hidayah

Cindy mengatakan, jalan Islam memang seperti sudah ditakdirkan baginya.

Mualaf (ilustrasi)
Foto:

Setelah memeluk Islam, Cindy menjadi Muslimah yang taat. Ia berjilbab, kemudian menikah dengan pria Muslim dan tinggal di Dallas. Ia bahkan aktif di sebuah yayasan kemanusiaan Islam dan menghabiskan waktunya untuk berdakwah. Di sana ia membicarakan tentang Islam dan berbagi ilmu melalui dakwah.

Yayasan tersebut melindungi komunitas pengungsi di Dallas. Sekitar 50 persen pengungsi di sana adalah Muslim. "Kami menerima mereka dan memberi tahu bahwa menerapkan syariat Islam di Amerika itu mudah. Mereka dapat menjaga iman dan tak perlu menyembuyikannya ataupun berpura-pura bukan sebagai Muslim," ujar Cindy.

Di gedung pusat yayasan tersebut, shalat lima waktu digelar setiap hari.  Pelajaranagama Islam dan bahasa Arab pun diajarkan untuk anak-anak Muslim. Ada pula kelas bahasa Inggris yang diikuti tak hanya oleh anak-anak Muslim, tetapi juga non-Muslim. Bahkan, guru bahasa Inggris di kelas tersebut merupakan seorang Katolik.

"Kami bermitra dengan yayasan Katolik dan mereka mengirimkan pengajar aktif bahasa Inggris untuk mengajarkan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Jadi, kami memiliki semua agama di sini, dan semua orang menyambutnya," kata Cindy toleran.

Tujuh hari dalam sepekan, waktunya dihabiskan di yayasan tersebut. Meski demikian, Cindy menikmatinya. Tetapi, diakuinya, banyak hal yang berubah setelah ia memeluk Islam. Setelah berislam dan berjilbab, Cindy sering kali diperlakukan berbeda. Ketika belanja, misalnya, kasir sering kali bersikap kasar.

"Itu hanya hal kecil, yang Anda hanya bisa menerimanya dan pergi begitu saja karena Anda tahu bahwa orang itu tak akan bersikap seperti itu jika tahu betapa bagusnya Islam. Yang perlu Anda lakukan hanyalah berperilaku sebaik mungkin.”

sumber : Oase Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement