Selasa 11 Dec 2018 10:04 WIB

Ini Alasan Kembali ke Agama Solusi Ampuh Lawan Depresi

Islam memberikan penawar transendental untuk menghadapi stres.

Seorang Jamaah membaca Alquran seusai shalat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (26/11).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Seorang Jamaah membaca Alquran seusai shalat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID, Depresi bisa menyerang siapapun. Tak terkecuali penduduk di negara mayoritas Muslim. Hanya saja, survei membuktikan tingkat depresi yang berujung maut di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim lebih sedikit ketimbang negara-negara non-Muslim. 

Prof Ahmad at-Talawy,  dalam makalahnya yang berjudul Kaifa ‘Alajal Islam Musykilat al-Faragh ar-Ruhi mengatakan, hal ini karena, solusi yang ditawarkan bersifat transendental.

Bersumber dari Allah SWT. Sementara, penawar yang digunakan untuk mengatasi gangguan jiwa di luar sana, tak memiliki ruh dan spirit yang kuat. Bahkan nihil hakikat. 

Secara garis besar, ia menyatakan, bahwa obat penawar utama membentengi diri dan menyeleasikan masalah depresi ialah kembali kepada tuntunan utama dalam agama yaitu sabar dan iman. 

Seorang Muslim mendapatkan siraman iman mulai dari rahim hingga ia dewasa. Bekal ini menekankan kepadanya untuk selalu bersabar atas ujian apapun yang diterima.

Seberat apapun masalah yang dihadapi, ia yakin bahwa kehidupan di dunia ini ialah fana. Tidak akan kekal. Bagi Muslim, akhirat lah kehidupan yang sesungguhnya. 

”Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” (QS. an-Nisaa [4] :77). 

Keimanan itu akan menekan segela rasa takut, cemas, dan galau. Dan, iman itu pulalah yang membantunya lebih siap menatap dunia. Iman menjadikan problem yang berat akan terasa ringan. Bahkan, tak ada beban yang berarti. Iman akan mendatangkan sabar. 

Ia akan semakin rajin menusuri makna di balik tiap ibadah, shalat misalnya. Ibadah apapun, pada hahikatnya menyimpan pesan. Tak sekadar ritual biasa. Ibadah dalam Islam adalah sistem nilai dan akhlak yang integral. Sebuah sistem yang berupaya mencetak insan andal, insan kamil. 

Penawar selanjutnya, imbuh Prof at-Talawy ialah membaca, mentadaburi, dan mengamalkan Alquran. Hakikat keutamaan Alquran ialah fungsinya sebagai obat bagi penyakit jiwa. Dalami, resapi, dan ambil makna yang disampaikan Alquran. 

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus [10]: 57). 

At-Talawy mengingatkan, di samping pesan-pesan agung yang tersimpan dalam Alquran, hadis Rasulullah  SAW juga menyimpan segudang mutiara hikmah. Kesemuanya berisikan petuah bijak yang menaklukkan dan membersihkan hati.       

Suatu saat, Rasul pernah bertanya kepada Haritsah bin Wahab, bagaimanakah sahabat itu mel.alui harinya. Haritsah menjawab,” Pagi ini saya menjadi Mukmin.” 

Rasul mengujinya dan mengatakan bahwa segala sesuatu ada tanda-tandanya.”Apa bukti keimananmu,”kata Nabi. Haritsah menjawab, ia telah manjauhi dunia, ia cukupkan siang hari, dan menghidupkan malam.” Aku benar-benar melihat Arsy Tuhanku,”katanya. 

Rasul pula, kata at-Talawy, pernah mengajarkan kepaada para sahabat tentang pentingnya berperilaku dengan iman. Ini terlihat dari hadis riwayat ad-Dailamy dari Ummu Salamah. 

“Jika Allah mencinta seorang hamba, Ia akan menjadikan baginya penasihat dari jiwanya dan pencegah dari kalbunya, adakalanya mencegah  dan melarang.”     

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement