Sabtu 08 Dec 2018 17:23 WIB

Pendakwah Nigeria Dibekali Kemandirian Ekonomi di Pedalaman

Para imam tersebut dibekali lahan kosong dan permodalan mengolah lahan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Seorang pedagang buku di depan kiosnya di Masjid Raya Lagos, Nigeria
Foto: AP
Seorang pedagang buku di depan kiosnya di Masjid Raya Lagos, Nigeria

REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS – Kelompok ibadah Muslim Nigeria Nasrul Lahi il-Fatih Society (NASFAT) meluncurkan sebuah inisiatif untuk memberdayakan para imam. Bersama dengan peluncuran 'Missioners in Agric Initiative' tersebut, NASFAT juga meluncurkan sebuah koperasi masyarakat untuk memberdayakan lebih dari 1.000 imamnya di seluruh dunia. 

Inisiatif yang bertajuk "Kerjasama Agribisnis Migrasi Hijau" itu diresmikan di Masjid Sekretariat Negara Bagian Lagos, Alausa, Lagos, Nigeria, pada Rabu lalu. 

Inisiatif tersebut merupakan bagian dari misi NASFAT untuk mengembangkan masyarakat Muslim yang dibina oleh pemahaman yang benar tentang Islam guna pengembangan spiritual dan kesejahteraan umat manusia.

Presiden NASFAT Eng Kamil Yomi Bolarinwa, mengatakan program itu dimaksudkan untuk memelihara kesejahteraan ekonomi para 'misionaris' (imam) yang dibebani dengan tanggung jawab untuk membentuk kehidupan spiritual banyak anggota-anggotanya, yang menurutnya merupakan bagian dari visi dan misi NASFAT.

 

Beberapa anggota telah mendaftar untuk program pelatihan wajib dari Bank Sentral Nigeria (CBN). Untuk memulai program itu, Migrasi Hijau akan memasuki perjanjian sewa guna lahan dengan perusahaan peminjam jangkar yang disetujui CBN, yaitu BSA. Hamparan luas lahan itu telah ditebangi dan siap untuk ditanam di Negara Bagian Ogun.

Menurut Ketua Missioner, Imam Morufu Onike Abdul-Azeez, koperasi masyarkaat 'Green Migration Agric' lahir dari keinginan NASFAT untuk memastikan bahwa semua misionaris, yang lebih dari 1.000 orang di seluruh dunia, menjalani kehidupan yang layak dan memanfaatkan setiap kebijakan pemerintah guna memberdayakan warga negara.

Dia menyatakan, bahwa imam dan misionaris pergi ke pasar yang sama. Sedangkan anak-anak mereka pergi ke sekolah yang sama dan memiliki kewajiban keuangan lainnya untuk berhenti juga seperti non-Imam dalam masyarakat. 

Oleh karena itu, menurut dia, mereka perlu diberdayakan di lain bidang untuk memberikan yang terbaik bagi mereka dan untuk menjauhkan mereka dari kegiatan yang tidak diinginkan.

Onike mengatakan, inisiatif pemberdayaan lain untuk Misionaris NASFAT yang bertajuk 'Missioners in Business Initiatives' akan diluncurkan secara resmi sebelum akhir tahun. 

Dia menambahkan, seorang misionaris dalam bisnis akan menerapkan etika agama yang berkeadilan dan tulus dalam menjalankan bisnisnya.

Dia menyebutkan, beberapa Nabi di masa lalu terlibat dalam perdagangan atau bidang lainnya. Seperti halnya Nabi Daud AS yang mmebuat senjata dari besi dan emas, Nabi Ishaq dan Yaqub adalah penggembala. Oleh karena itu NASFAT memiliki contoh peran dalam nabi-nabi Islam ini," kata Onike, dilansir Vanguard, Jumat (7/12).  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement