Jumat 07 Dec 2018 05:00 WIB

Mengenang Jasa Umar Mita dalam Syiar Islam di Jepang

dia merupakan bagian dari generasi Muslimin pertama Jepang sekaligus ulama senior

Muslim Jepang
Foto:

Ia baru mengenal Islam ketika belajar ke negeri Cina pascalulus dari Yamaguchi Commercial College. Saat di Cina, ia banyak berinteraksi dengan Muslimin Cina. Mita pun kemudian merasa tertarik pada Islam. Ia sempat menulis tentang Islam di Cina di sebuah majalah Jepang, Toa Keizai Kenkyu (Far -East Economic Research Journal) pada 1920. Ia tampak menyukai cara hidup Muslimin.

Mita kemudian mempelajari Islam dari Haji Omer Yamaoka, Muslim Jepang pertama yang pergi ke Makkah menunaikan ibadah haji. Setelah tahu banyak tentang Islam, Mita pun bersyahadat pada 1941 dalam usia 49 tahun.

Dia kemudian memantapkan diri menjadi Muslim kaffah. Ia pun giat mempelajari ilmu Islam dan bahasa Arab. Demi menuntut ilmu tersebut, ia pergi hingga Pakistan. Di Usia 60 tahun, Mita pun kemudian mulai mengabdikan diri pada dakwah Islam. Ia pun banyak melakukan perjalanan dakwah. Lalu pada 1958, Mita menunaikan ibadah haji.

Pada 1960, Mita terpilih sebagai presiden kedua Asosiasi Muslim Jepang. Ia menggantikan Sadiq Imaizumi yang meninggal tak lama setelah mendirikan asosiasi yang tegak pada 1953 tersebut.

Selama menjabat, Mita banyak menulis buku tentang Islam, di antaranya Understanding Islam dan An Introduction to Islam. Mita juga menerjemahkan kitab Hayat-e-Sahaba (Kehidupan Para Shahabat) karya Maulana Muhammad Zakaria ke dalam bahasa Jepang.

Penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Jepang karya Mita baru terbit pada 1972. Sebelumnya telah ada terjemahan Kitabullah yang terbit pada 1920, 1937, dan 1950.

 

sumber : Oase Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement