Sabtu 24 Nov 2018 07:00 WIB

Doa Nabi Sulaiman

putra dari Nabi Dawud tersebut dianugerahi kebijaksanaan dan sifat yang adil.

Pemimpin yang berilmu (Ilustrasi)
Foto:

Nabi Daud pun kesulitan menangani dua ibu yang keras kepala tersebut. Sementara tak ada yang mengetahui bayi siapa gerangan yang selamat, sang wanita tua pun menceritakan kisah dengan sangat perinci dengan air mata berderai. Merasa iba, hampir saja Nabi Daud memutuskan sang ibu tualah yang berhak atas bayi tersebut. Nabi Daud pun berharap Allah akan memberikan anugerah anak kembali kepada sang ibu muda yang masih mampu dan berkesempatan mengandung janin dari rahimnya.

Kemudian, putra mahkota yang selalu mendampingi raja, Nabi Sulaiman (Solomon), pun mencoba membantu sang ayah dalam mengadili perkara tersebut. Betapa kagetnya hadirin persidangan, termasuk dua ibu tersebut ketika Sulaiman justru meminta sebilah pedang. ''Ambilkan aku pedang untuk membelah dua bayi ini untuk kalian berdua,'' ujar Sulaiman.

Ia pun meletakkan sang bayi di atas meja dan bersiap dengan gaya pedang yang akan membelah sang bayi menjadi dua belah sama rata. Seluruh hadirin tak habis pikir, bagaimana mungkin seorang pria waras keturunan raja dapat membunuh sang bayi. Sontak sang ibu muda berteriak, ''Tidak, jangan, tolong jangan lakukan itu. Kau akan membunuhnya. Oh Rajaku, berikan saja bayi itu padanya,'' teriak sang ibu dengan deraian air mata.

Akting Nabi Sulaiman pun berakhir. Tentu saja, ia tak akan membelah sang bayi yang berarti akan membunuhnya. Ia pun memberikan sang bayi kepada sang ibu muda yang lebih rela memberikan sang bayi kepada ibu lain asalkan anaknya dapat hidup. Naluri seorang ibu, yang diuji Sulaiman kepada dua ibu beperkara tersebut. Hasilnya, sang ibu tua hanya berdiam diri dan setuju untuk membelah bayi.

Mendapati keputusan Nabi Sulaiman, sang ibu muda tersenyum gembira dan ridha. Para hadirin yang terdiri atas pengawal istana pun ikut girang dengan cara calon raja mereka dalam memutuskan perkara. Sedangkan, ibu tua yang iri dan dengki dijatuhi hukuman karena telah berdusta dan mengaku bayi orang lain.

Melihat kebijaksanaan putranya, Nabi Daud pun bangga. Ia merasa puas dengan keputusan yang diambil sang pewaris takhtanya. ''Sulaiman, kau benar-benar hebat,'' puji sang ayah.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement