Jumat 23 Nov 2018 19:30 WIB

Iman kepada Takdir Allah

Iman kepada takdir memiliki kedudukan yang tidak kalah penting dalam agama Islam.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Takwa (ilustrasi).
Foto:

Unsur kedua, kita harus percaya bahwa sejak jauh hari Allah telah me nulis dan mencatatkan ketentuan-ketentuan setiap makhluknya di Kitab Lauh al- Mahfudz atau Lauhul Mahfudz. Dalam QS al-Hajj ayat 70, Allah telah bersabda, "Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah me nge tahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah Kitab (Lauhul Mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah."

Dalam HR Muslim dari Abdullah bin Amr RA, Nabi Muhammad pernah bersabda, "Allah telah menulis takdirnya semua makhluk 50 ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Dan arys Allah di atas air."

"Unsur ketiga dalam iman kepada takdir, yaitu bahwasanya semua yang ada di alam ini tidak mungkin ada kecuali atas kehendak Allah," ucap Ustaz Pamuji.

Hal ini kerap dituliskan dalam Alquran. Salah satunya dalam QS al-Qasas ayat 68, "Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)."

Salah satu bukti kehendak Allah terjadi pada Perang Badar. Pasukan Mus lim saat itu hanya berjumlah 313 orang, sementara musuhnya berjumlah lebih dari 1.000 orang. Namun dengan ketentuan Allah, pasukan Muslim mampu me menangkan pertempuran tersebut.

Terakhir, kita mesti beriman bahwa semua makhluk yang ada di muka bumi ataupun alam semesta adalah ciptaan Allah. Baik sifat maupun zatnya, termasuk gerakan-gerakan mereka. Makhluk tidak bisa menciptakan sifat dan zatnya sendiri.

Dalam QS as-Saffat ayat 96 ditulis kan, "Padahal Allah yang mencipta kan kamu dan apa yang kamu perbuat itu." Penegasan perihal penciptaan Allah terhadap makhluknya pun dituliskan dalam Surah al-Furqon ayat 2, "Yang kepunyaan- Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuranukurannya dengan serapi-rapinya."

Meski Allah telah menetapkan sega la sesuatu sesuai dengan ketentuan dan ilmunya, setiap hambanya pun memiliki hak pilih dan kehendak. Setiap hal yang hendak ia kerjakan memiliki pilihan.

Dalam QS al-Baqarah ayat 286 disebutkan, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement