Selasa 06 Nov 2018 07:00 WIB

Lihat Rasulullah Shalat, Thufail Pun Berikrar Syahadat

Kisah berikut ini menggambarkan luhurnya akhlak Rasulullah SAW.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto:

Awalnya, Abu Hurairah cemas lantaran mengira Rasulullah berdoa agar Allah menurunkan azab atas kaum ad-Dausy. Ternyata, sebaliknya, Rasulullah mendoakan kebaikan dan meminta kepada Allah agar membuka pintu hidayah bagi mereka. Usai itu, Rasulullah SAW menyuruh Thufail kembali kepada kaumnya.

Begitu sampai, Thufail mendapati sikap mereka berubah. Kini, mereka rela mengikuti jejak pemimpinnya untuk menjadi Muslim. Thufail bersyukur kepada Allah atas hidayah yang meliputi segenap penduduk Tihamah. Thufail tetap berada di tengah kaumnya sejak saat itu hingga tiba masanya Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.

Beberapa waktu lamanya, kabar adanya Perang Uhud sampai juga ke Tihamah. Thufail berkeinginan agar ia dan kaumnya dapat ikut membantu pasukan Muslim Madinah. Menjelang Perang Khandaq, Thufail dan sebanyak 80 keluarga Muslim Tihamah datang menghadap Rasulullah.

Kedatangan mereka disambut gembira oleh Nabi. Sebelum berangkat ke medan perang, Rasulullah menyertakan kabilah ad-Dausy itu di sisi kanan pasukan Muslim. Kompi yang dipimpin Thufail bin Amr ini bernama Mabrur.

Sejak peristiwa itu, Thufail selalu setia mendampingi perjuangan Nabi Muhammad. Perlahan tapi pasti, kekuatan Muslim Madinah sudah begitu kokoh. Sebaliknya, kaum musyrik Makkah kian lemah. Rasulullah akhirnya memimpin gelombang umat Islam dari Madinah dan sekutunya menuju Makkah untuk membebaskan kota kelahiran Nabi itu dari kekuasaan musyrikin.

Masih dalam suasana penaklukkan Makkah, Thufail bin Amr meminta izin kepada Rasulullah SAW. Dia ingin pergi ke Dzil Kafain dan menghancurkan berhala-berhala yang tersisa di sana. Dzil Ka fain masih termasuk wilayah kekuasaan Kabilah ad-Dausy.

Atas izin Rasulullah SAW, Thufail berangkat ke Dzil Kafain dengan menyertakan satu regu pasukan dari kabilahnya sendiri. Rupanya, masyarakat setempat tidak memberikan perlawanan berarti. Mereka hanya mengancam Thufail dan rombongannya akan takhayul, yakni bilamana berhala-berhala itu dihancurkan, akan turun halilintar dari langit. Tentu saja, Thufail tidak gentar sedikit pun.

Sebelum membakar berhala-berhala kaum Dzil Kafain, Thufail bin Amr menyeru agar disimak seluruh Dzil Kafain, Kelahiran kami lebih dahulu daripada keberadaan kalian (berhala-berhala). Inilah aku, akan menyulut api kepada kalian!

Nyatanya, berhala-berhala tersebut musnah dilalap api. Tidak ada satu bencana pun yang turun dari langit ataupun bumi. Orang-orang Dzil Kafain berbondong-bondong masuk Islam setelah menyadari kebodohan takhayul jahiliyah itu. Seluruh penduduk wilayah ad-Dausy kini menjadi Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement