Rabu 17 Oct 2018 20:30 WIB

Beri Kuliah Umum di Singapura, Kiai Ma’ruf Pede Bersarung

Sepanjang tidak dilarang, Kiai Ma'ruf akan tetap tampil memakai sarung.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
KH Ma’ruf Amin saat melakukan kunjungan ke Singapura.
Foto: dok. Istimewa
KH Ma’ruf Amin saat melakukan kunjungan ke Singapura.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma’ruf Amin mengisi kuliah umum di Singapura. Kuliah umum digelar di S Rajaratnam School of International Studies-Nanyang Technological University (RSiS-NTU) di Hotel Marina Mandarin, Singapura, Rabu (17/10). Dalam kuliah umum itu, Kiai Ma'ruf memaparkan tentang “Rekonsolidasi Islam moderat dan ekonomi berkeadilan di Indonesia”.

Kiai Ma'ruf membuka kuliah umum dengan pengantar yang membuat lebih 150 hadirin bertepuk tangan. Pasalnya, Kiai Ma'ruf merasa percaya diri (pede) menggunakan sarung saat memberikan pandangannya dalan kuliah umum tersebut. “Mungkin pertama kali ada pemakalah di kesempatan ini yang memakai sarung,” ujar Kiai Ma'ruf dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (17/10).

Ungkapan Kiai Ma'ruf itupun membuat hadirin tertawa. Professor bidang hukum ekonomi Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang ini lalu menjelaskan bahwa sarung merupakan pakaian khas ulama Indonesia.   “Saya kebetulan sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia dan juga Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Jadi, sarung ini (salah satu) pakaian ulama Indonesia,” ucap Kiai Ma'ruf.

Alumnus Pesantren Tebu Ireng Jombang ini menceritakan, saat dia dipilih oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon wakil presiden, juga sempat bertanya kepada Jokowi apakah harus mengganti sarungnya atau tidak. Namun, Kiai Ma'ruf mengatakan, ternyata Jokowi mempersilakan dirinya tampil sebagaimana biasanya.

"Beliau (Jokowi) mengatakan, Pak Kiai tetap saja tampil sebagai ulama. Karena itu, saya di mana pun, sepanjang tidak dilarang, saya akan memakai sarung, walaupun saya juga punya celana," ujar Kiai Ma'ruf kembali disambut tawa hadirin.

Kiai Ma’ruf kemudian kembali membacakan pidato. Sesekali, Kiai Ma’ruf menyelipkan penjelasan tambahan, baik selipan dalil, kaidah, ungkapan Arab, dan melontarkan guyonan ringan khas kiai NU. Kiai M'ruf juga terlihat terus mengumbar senyum.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement