Selasa 03 Apr 2018 20:45 WIB

Bahaya Menyebarkan Berita Hoaks

Umat Muslim diminta meneliti kebenaran suatu berita sebelum menyebarkannya.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah
Warga membubuhkan cap tangan saat aksi Kick Out Hoax.
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Warga membubuhkan cap tangan saat aksi Kick Out Hoax.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran berita dusta hoaks yang tidak diketahui sumber dan kebenarannya semakin meresahkan. Tak jarang pula berita hoaks tersebut menyasar umat Muslim sebagai objek pemberitaan.

Sejatinya bahaya berita hoaks telah disinggung melalui firman Allah SWT dalam surah Al Hujarat ayat enam. Artinya, "Hai orang orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (Al-Hujarat: 6).

Dalam ayat ini juga dijelaskan, pada dasarnya orang fasik akan berkata dusta meski terkadang mereka juga dapat berbicara benar. Maka dari itu, berita yang disampaikan tidak serta merta diterima atau ditolak, kecuali setelah melewati tahap tabayyun.

Dengan kemajuan teknologi, sebuah berita mampu dinikmati jutaan orang dalam waktu yang sangat singkat. Maka sudah sepantasnya kita tidak turut serta dalam penyebaran berita yang belum diketahui secara jelas asal usulnya tersebut.

Perlu diingat, wajib bagi seluruh umat Muslim senantiasa waspada dan mewaspadai musuh karena sesungguhnya masih banyak orang-orang munafik yang bersembunyi di tengah kaum Muslim dan terus membuat rencana dan tipu daya untuk memecah kesatuan umat Islam.

Salah satu bencana yang pernah menimpa kaum Muslim akibat mengikuti perilaku orang munafik dalam menyebarkan berita dusta, tertulis dalam firman Allah SWT dalam surat An-Nur ayat 11.

"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapatkan balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar salam penyiaran berita bohong itu, baginya azab yang besar." ( An-Nur: 11).

Adapun asal-muasal turunnya ayat tersebut, akibat berita dusta yang dibawa seorang munafik bernama Abdullah bin Ubay bin Salul yang menuduh Ummul Mukminin, Aisyah RA berselingkuh. Kemudian berita ini menyebar di kalangan umat Muslim yang pada saat itu turut serta menuduh Aisyah berselingkuh tanpa meneliti bukti dan kebenaran dari berita yang dibawa Abdullah bin Ubay.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement