Senin 26 Feb 2018 14:17 WIB

Website dan Akun Jurnalis Muslim Dibajak

Akun WA dan FB milik mantan Ketum JITU dibajak dan tiba-tiba melakukan chatting

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Warga membuka salah satu website
Foto: Antara/Basri Marzuki
Warga membuka salah satu website

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Website Jurnalis Islam Bersatu (JITU) dibajak oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab pada Sabtu (24/2) kemarin. Tidak hanya itu, akun Whatsapp dan Facebook mantan ketum JITU, Agus Abdullah juga ikut dibajak.

"Itu kejadiannya Sabtu kemarin (pembajakan website), Sekarang sudah normal. Tapi akun Musthofa Nahra yang Twitter masih belum dihapus," ujar Ketua Umum JITU, Pizaro saat dikonfirmasi, Senin (26/2).

Akun WA dan FB milik mantan Ketum JITU tersebut dibajak dan tiba-tiba melakukan chatting tanpa sepengetahuan yang bersangkutan. Sebelumnya, yang bersangkutan sudah menceritakan keanehannya kepada pengurus JITU, karena nomor akun Whatsapp-nya tiba-tiba diganti dengan nomor lain.

"Dan kemudian kita mengetahui bahwa ada foto-foto yang dibuat sedemikian rupa oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab yang memfitnah JITU dibiayai oleh pihak tertentu," ucap Pizaro.

Atas kejadian ini, Pizaro mengatakan ada upaya-upaya sistematis untuk menjatuhkan nama baik JITU, sebagai organisasi jurnalis Muslim yang selama ini berupaya konsisten mengawal isu-isu keumatan. Padahal, menurut dia, JITU tidak berafiliasi dan terlibat dukung mendukung kepada partai manapun, apalagi menerima dana. JITU bahkan dalam kode etiknya melarang anggotanya untuk mengambil imbalan apa pun dalam peliputan.

Tuduhan ini makin terlihat dusta dengan menyebut JITU didirikan pada 2018 dengan disponsori dan didanai pihak tertentu. Padahal, kata dia, JITU berdiri pada 2012.

"Maka tuduhan ini adalah fitnah nyata terhadap JITU yang selama ini berusaha menjaga kredibilitas sebagai organisasi jurnalis Muslim," kata Pizaro.

Pizaro berharap umat Islam tidak terpancing karena hal itu jelas sebagai upaya mendeskreditkan JITU sebagai sebuah organisasi jurnalis muslim dan bentuk adu domba sesama anak bangsa.

"Terakhir, kami mengharapkan doa dari para ulama dan kaum Muslimin agar kami bisa istiqomah mengawal isu-isu yang berkaitan dengan Islam dan kaum Muslim, serta mampu menjaga marwah serta izzah sebagai seorang jurnalis Muslim yang profesional," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement