Senin 13 Feb 2017 16:30 WIB

Peringati Maulid Nabi IIPG Gelar Nonton Bareng 1.000 Anak Yatim

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agus Yulianto
Para pendukung dan pemain film
Foto: Shelbi Asrianti/Republika
Para pendukung dan pemain film "Iqra: Petualangan Meraih Bintang"

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pemerintah diminta untuk  mendorong hadirnya film edukatif dalam Industri Perfilman Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) Deisti Novanto saat membuka acara nonton bareng film Iqra: Berpetualang Meraih Mimpi.

Sebanyak 1.000 anak yatim, dihadirkan untuk menonton film karya Iqbal Alfajri dan diproduksi oleh Salman Film Academy, di bawah manajemen Masjid Salman ITB pada Ahad, (12/2). Sebanyak 1.000 anak yatim yang dihadirkan berasal dari wilayah Jabodetabek.

“Alhamdulillah, dalam situasi ingar bingar pilkada di Jakarta, kami dapat menggelar nonton bareng film religius edukatif yang masih jarang di Indonesia," kata Deisti.

Ia juga meminta, segenap stakeholder perfilman di Indonesia dapat memberikan perhatian dalam proses kreatifnya untuk memproduksi lebih banyak film edukatif bagi anak Indonesia. Pemerintah sebagai pembuat regulasi, para sineas, dan masyarakat perlu duduk bersama dalam mengembangkan industri perfilman di Indonesia.

Koordinator Bidang Pendidikan IIPG Lita E. Azis Syamsuddin menjelaskan bahwa acara nonton bareng ini digelar untuk melakukan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kiprah IIPG di bidang pendidikan diarahkan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya kepada segmen perempuan dan anak.

“Acara nonton bareng ini, dipersembahkan bagi anak yatim yang kurang beruntung. Nonton bareng dengan pilihan film bergenre religius edukatif diharapkan dapat memicu semangat anak Indonesia dalam mewujudkan cita-cita mereka,” ujarnya.

Dari bidang pendidikan, kata Lita, IIPG telah menginisiasi wadah Sahabat Perlindungan Anak (SAPA) Indonesia yang mempunyai misi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, orang tua khususnya perempuan dalam upaya melindungi anak dari semua aspek kekerasan yang sering terjadi, baik kekerasan fisik, verbal ataupun seksual

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement