Kamis 26 Jan 2017 15:56 WIB

Di Indonesia Zakat Bisa Jadi Sumber Daya Alternatif

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Ilustrasi Zakat
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Ilustrasi Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan jumlah penduduk Muslim yang sangat besar, Indonesia bisa menjadikan zakat sebagai sumber daya alternatif. Terutama, dalam mendukung pencapaian tujuan dan target Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia.

"Selama ini, potensi zakat belum dapat digalang secara maksimal dan sebagian besar masih didayagunakan untuk kegiatan penyantunan dan pelayanan sosial," kata Anggota Badan Pengarah Filantropi Indonesia Dr Haidar Bagir kepada Republika dalam acara Philantropy Learning Forum 13 di Menara Thamrin, Jakarta pada Kamis (26/1).

Menurutnya, melalui penerapan SDGs, gerakan zakat juga bisa mengarahkan program-programnya untuk mendukung program-program yang sifatnya strategis dan berdimensi jangka panjang. Serta yang paling penting programnya berdampak luas di masyarakat.

Dijelaskan Haidar, antara zakat dan SDGs akan dapat bersinergi karena keduanya memiliki tujuan yang sama. Dari ke-17 poin tujuan SDGs, secara garis besar gerakan zakat berfokus pada 11 tujuan. Yaitu pemberantasan kemiskinan, menghapuskan kelaparan, peningkatan kualitas kesehatan, pemberian pendidikan yang layak, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi, energi, pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan, perubahan iklim, dan kemitraan.

“SDGs bisa memandu gerakan zakat untuk menjalankan konsep filantropi keadilan sosial, yakni filantropi yang berkontribusi pada upaya mengatasi akar masalah ketidakadilan sosial di Indonesia," ujarnya.

Selain itu, dikatakan Haidar, melalui keterlibatannya dalam program-program SDGs, berbagai inisiatif dan program yang dilakukan gerakan zakat bisa dibawa dan dipromosikan ke level global. Promosi-promosi tersebut akan memperluas jaring dan kemitraan dengan berbagai inisiatif serupa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement