Rabu 25 Jan 2017 14:58 WIB

Guru Pedalaman Nuu Waar Ikuti Pelatihan Smart Teaching

Ustaz Fadhlan Gharamatan
Foto: ROL/Agung Sasongko
Ustaz Fadhlan Gharamatan

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Tak kurang dari 50 guru dan calon guru yang berasal dari berbagai daerah pedalaman Nuu Waar sepert Fakfak, Raja ampat, Sorong, Bintuni dan beberapa daerah pedalaman lainnya, selama tiga hari, Rabu-Jumat (21-23/12) mengikuti pelatihan yang digelar di Pesantren Nuu Waar di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Kegiatan yang mengambil tema Pelatihan Smart Teaching bagi para guru dan calon guru kader Al Faatih Kaaffah Nusantara (AFKN) pimpian Ustaz Fadzlan Gharamatan itu, terselenggara berkat kerjasama AKFN dengan Yayasan Dana Sosial A Falaah (YDSF) Surabaya dan Kualita Pendidikan Indonesia (KPI).

Acara pembukaan Pelatihan Smart Teaching yang diselenggarakan di Aula Pesantren Nuu Waar, Rabu (21/12), dihadiri sejumlah pejabat mulai dari Kapolsek Setu dan perwakilan dari Danramil, pejabat Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bekasi, pengurus YDSF dan KPI.

Presiden AFKN, Ustaz Fadzlan Gharamatan sangat bersyukur, sejumlah kadernya, para guru dan calon guru yang mengabdi di berbagai pedalaman Nuu Waae (Irian Jaya) bisa mengikuti pelatihan smart teaching yang digelar Kualita Pendidikan Indonesia dan mendapatkan sokongan dana dari Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya.

''Kami sangat berterimakasih kepada semua pihak terutama KPI dan YDSF yang telah bekerjasama menyelenggarakan pelatihan bagi para guru dan calo guru di pedalaman Nuu Waar, sehingga mereka mampu mendidik anak didiknya dengan lebih baik,'' ungkap Ustaz Fadzlan.

Para guru dan calon guru yang selama ini digembleng di AFKN, kata Ustaz Fdzlan, akan kembali ke daerahnya masing-masing di Nuu Waar (Irian Jaya) untuk menjadi guru dan dai. ''Mereka harus berdakwah melalui pendidikan ke daerah pedalaman. Karena saat ini masih banyak guru yang perlu ditingkatkan kualitasnya,'' ujar Ustaz Fadzlan.

Luthfi Turua (22), salah seorang peserta pelatihan smart teaching, mengaku sangat gembira bisa mengikuti pelatihan yang diselenggarakan AFKN. ''Pelatihan ini tentu akan memberi kami banyak pelajaran dalam mendidik anak didik kami di pedalaman kelak,'' ungkap pria kelahiran Fakfak yang saat ini masih menimba ilmu di Universitas Djuanda Bogor.

Hal sama diungkapkan Juwandi Tohis (19) yang sehari-hari mengabdi di Pesantren Nuu Waar di Desa Setu Kecamatan Bekasi. ''Tentu saya sangat senang dengan adanya pelatihan ini. Pelatihan ini sangat membantu saya dalam mendidik para santri di sini,'' ungkap Juwandi semringah.

Direktur pelaksana YDSF, Jauhari Sani, tak kalah bergembiranya dengan terselenggaranya pelatihan smart teaching tersebut. ''Ini merupakan bagian dari amanah para donatur. Jika bicara pembangunan umat, maka itulah jalur pendidikan. YDSF ikut berperan dalam membangun pendidikan di Indonesia bagian timur ini. Ini akan membawa berkah bagi donatur dan YDSF serta berdampak panjang bagi saudara kita di Nuu Waar (Irian Jaya),” jelasnya.

Dalam sesi pertama, Misbahul Munir, salah satu intruktur, mengajak peserta agar menata niat sebagai guru. “Setelah menata niat, para guru harus mengenal siswa secara mendalam. Mulai dari nama murid, hobi, kelemahan, kekuatan dan bahkan kondisi keluarga mereka masing-masing,'' jelas Misbahul Munir.

Menurut Misbahul Munir, bagaimana seorang guru bisa mengembangkan potensi siswa jika tidak mengenal mereka? ''Ketika saya jadi wakil kepala sekolah dulu, saya sampai hafal nama 115 siswa saat itu termasuk hoby dan karakteristiknya,” papar Misbah menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement