Rabu 14 Dec 2016 01:05 WIB

JK Ingin Pendidikan Pesantren Sesuai Perkembangan Zaman

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Sejumlah santri di sebuah pondok pesantren (ilustrasi)
Foto: Antara/Arief Priyono
Sejumlah santri di sebuah pondok pesantren (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta agar para pengurus pesantren di seluruh Indonesia untuk memajukan dunia pendidikan dengan mengikuti perkembangan zaman. Sebab, kata JK, pendidikan yang diberikan oleh pesantren haruslah dapat bermanfaat bagi masa depan anak didik dan memenuhi kebutuhan di masa mendatang.

“Oleh karena itu, pesantren juga harus memberi motivasi kuat pada santrinya untuk bergerak di situ atau melatih. Karena kalau tidak, kita hanya pencari kerja bukan pemberi kerja,” kata JK saat meresmikan pembukaan Halaqoh Ulama “Jaringan dan Kerjasama Pesantren se-ASEAN” di Hotel Salak, Bogor, Jawa Barat, Selasa (13/12).

JK menyampaikan, terdapat sekitar 30 ribu pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Artinya, pesantren juga memiliki peran dalam memberikan pendidikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh generasi muda di masa yang akan datang. Pendidikan dalam ajaran Islam pun, kata dia, juga harus mengikuti modernisasi dan perkembangan zaman. “Oleh karena itu, pengelolaan harus lebih modern sesuai dengan zamannya. Kita tidak bisa lagi hanya terpaku pada sejarah saja tapi pada zamannya. Apa yang dihadapi, dikehendaki oleh umat kita harus lebih maju lagi,” ujar JK.

Pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman juga dibutuhkan untuk mengejar ketinggalan bangsa Indonesia terhadap negara-negara lainnya. JK menyampaikan, saat ini bangsa Indonesia sangat membutuhkan para pengusaha. Sebab, menurut dia, tidak banyak generasi muda yang berniat untuk berwirausaha atau terjun ke dunia usaha.

Padahal, kata dia, pengusaha merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong kemajuan bangsa. “Tanpa itu kita tidak bisa maju, tapi kemajuan milik orang lain. Oleh karena itu, dewasa ini timbul ketidakadilan karena kita sendiri tidak ikut dalam pertarungan itu dalam bidang usaha,” ujarnya.

Karena itu, JK meminta agar pesantren dapat membantu mencetak generasi muda dan mendorong mereka untuk terjun ke dunia usaha. Sebab, hal inipun juga menjadi tugas para ulama sehingga terjadi pemerataan kesejahteraan.

Di samping itu, JK juga meminta para ulama mencegah terjadinya radikalisasi yang menyebabkan konflik besar seperti di berbagai negara Islam lainnya. Ia pun bersyukur tak terjadi konflik di antara umat Islam di Asia Tenggara.

Menurut dia, perdamaian yang tercipta di wilayah ASEAN tak terlepas dari sejarah penyebaran Islam yang berbeda dari penyebaran Islam di Timur Tengah dan juga Afrika. JK menjelaskan, penyebaran Islam di Indonesia tak dilakukan dengan pemaksaan seperti perang dan juga kekerasan lainnya. Penyebaran Islam di Indonesia terjadi melalui transaksi perdagangan yang dilakukan oleh para ulama.

Dengan kondisi dunia Islam di Timur Tengah saat ini, JK pun mengkhawatirkan akhlak yang diajarkan kepada para mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di negara-negara tersebut. “Pertanyaan sekarang apakah kita masih bisa dapat pendidikan dengan peradaban dan akhlak dengan cara negara tersebut mengatur negaranya seperti itu. Dikhawatirkan nanti anak-anak kita yang belajar di situ nanti pasti terpengaruh dengan keadaan yang ada. Kekerasan. Itu mulai tercermin pada dewasa ini,” ujar dia.

Ia pun berharap rencana pemerintah yang akan mendirikan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dapat mendorong generasi muda untuk memiliki pendidikan yang lebih baik di bidang keagamaan. Indonesia, kata dia, dapat menjadi contoh bagi negara Islam lainnya dalam menciptakan perdamaian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement