Kamis 24 Mar 2016 16:00 WIB

Syaima, Saudara Sepersusuan Rasulullah yang Ditawan

Rep: Sri Handayani/ Red: Achmad Syalaby
Gurun pasir.
Foto:

Perlakuan yang baik juga ditujukan untuk Bani Saad. Ketika itu, datang utusan Hawazan yang telah memeluk Islam. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami satu keturunan dan keluarga. Kami mendapatkan cobaan yang sudah engkau ketahui. Maka berikanlah kasih sayang engkau kepada kami.”

Kemudian, juru bicara itu, Zuhair bin Shard, berdiri. Dia berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya di antara para tawanan tersebut ada bibi dan pengasuh engkau. Kami mengharap keduanya dapat pulang dan engkau adalah sebaik-baik pengasuh.”

Rasulullah bertanya, “Mana yang lebih kalian cintai, perempuan dan anak-anak kalian atau harta kalian?” Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, engkau memberikan pilihan kepada kami antara keluarga dan harta. Bagaimana pun, anak-anak dan para perempuan kami lebih kami cintai.”

Kemudian, Rasulullah SAW berkata, “Adapun harta rampasan yang ada padaku dan Bani Abdul Muthalib, aku serahkan kepada kalian. Kemudian, ketika aku telah shalat bersama orang-orang, kalian berdirilah dan katakanlah, “Kami memohon pertolongan Rasulullah kepada kaum Muslim. Kami memohon pertolongan kaum Muslim kepada Rasulullah untuk memberikan anak-anak dan kaum perempuan kepada kami.”

Ketika itu, aku akan memberikannya kepada kalian. Selanjutnya, setelah Rasulullah SAW shalat Zuhur bersama kaum Muslim, mereka berdiri dan berkata seperti yang Rasulullah telah perintahkan. 

Rasulullah berkata, “Adapun harta rampasan yang ada padaku dan Bani Abdul Muthalib, aku serahkan kepada kalian. Kaum Mujahidin berkata, “Adapun bagian kami adalah untuk Rasulullah SAW.” Kaum Anshar mengatakan hal yang sama. 

Ibnu Katsir menjelaskan, inilah penyebab mereka semua dilepaskan tanpa terkecuali. Kemudian, mereka kembali dan Rasulullah menyambung silaturahim kepada siapa aja. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement