Mengutip Islamonline, setahun setelah keberhasilan Salahudin bersama pasukannya menguasai Yerusalem, yaitu pada 584 H mereka juga kembali mencapai kemenangan gemilang dengan merebut kembali sejumlah kota dari pasukan Salib. Di antaranya adalah Gebla, Al-Lazikiyah, dan Sayhun.
Salahudin selama hidupnya dikenal sebagai orang yang saleh. Dalam peperangan, ia pun dengan konsisten berupaya untuk tetap berjalan dalam tuntutan Alquran dan Sunnah. Tak heran bila tak ada pembantaian dan penjarahan setalah kemenangan ada di tangan.
Salahudin juga memiliki kedekatan dengan rakyatnya. Ia tak membuat jarak dan menonjolkan statusnya ketika berhadapan dengan rakyat jelata. Ia juga memiliki semangat tinggi dalam mencapai tujuan, terutama dalam membebaskan tanah-tanah Muslim dari tangan pasukan Salib.
Sejumlah penasihat Salahudin suatu saat pernah memberikan masukan kepadanya agar rehat sejenak saat Ramadhan. Namun Salahudin dengan tegas menolak usulan itu. ''Kehidupan manusia sangat pendek dan kematian tak pernah memberikan kesempatan kepada kita untuk memilih,'' katanya.
Salahudin menambahkan, tak ingin membiarkan mereka (salib) menduduki tanah-tanah Muslim meski hanya sehari. Ia menyatakan pula bahwa Ramadhan menjadi sebuah kesempatan baginya dan pasukan Muslim untuk merebut kembali tanah-tanah Muslim yang telah diduduki pasukan Musuh. ''Ramadhan tak menjadi sebuah penghalang untuk berjuang membebaskan tanah-tanah Muslim itu,'' katanya.