Selasa 29 Dec 2015 06:51 WIB

Tahun Duka Penyelenggaraan Ibadah Haji

Rep: damanhuri/ Red: Muhammad Subarkah
 Crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9).   (Reuters/Mohamed Al Hwaity)
Manasik haji KBIH

JAKARTA -- Cendekiawan Muslim, Prof Dr KH Didin Hafidhuddin mengungkapkan, hampir setiap tahun, selalu terjadi musibah pada pelaksanaan ibadah haji.

''Tetapi musibah yang paling besar yang kita rasakan adalah pada musim haji 1436 Hijriyah atau tahun 2015, yaitu jatuhnya alat berat (crane) di Masjidil Haram dan musibah yang terjadi di Jamarat Mina pada 10 Dzulhijjah 1436,'' ungkap kiai Didin kepada Republika.co.id, Sabtu (26/12)/

Kiai Didin menilai banyak hikmat dari musibah Mina tersebut. Antara lain, perlu terus ditingkatkan keamanan pelaksanaan ibadah haji, baik oleh Pemerintah Arab Saudi mau pun pemerintah masing-masing yang mengirimkan jamaah haji dengan terus meningkatkan pengetahuan jamaah tentang pelaksanaan ibadah haji.

Selain itu, kata Didin, perlu peningkatan kenyamanan dalam pelaksanaan ibadah haji oleh pemerintah masing-masing seperti ketika di asrama haji mau pun ketika di pesawat, di Jeddah, di Makkah dan Madinah oleh Pemerintah Arab Saudi sebagai Khadimul Haramain.

Yang tak kalah pentingnya untuk terus dilakukan peningkatan dalam perbaikan penyelenggaraan ibadah haji, ungkap Direktur Pasca Sarjana UIKA (Universitas Ibnu Khaldun) Bogor ini, adalah faktor komunikasi antara petugas di Saudi dengan jamaah.

Didin juga melihat perlunya diefektifkan pelaksanaan bimbingan manasik haji yang disertai dengan pengetahuan tentang seluk beluk kota Makkah dan Madinah di negara masing-masisng.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) ini malah mewacanakan perlunya dilakukan peningkatan bimbingan manasik haji bagi para calon jamaah dengan memberikan bimbingan manasik untuk ibadah haji sebanyak 60 persen dan 40 persen untuk bimbingan pengetahuan umum soal kondisi di Tanah Suci.

''Ini perlu dilakukan, karena kebanyakan calon jamaah haji baru pertama kali melaksanakan ibadah haji sehingga belum kenal betul kondisi Tanah Suci. Harus dijelaskan secara detil bagaimana kondisi thawaf, sa'i termasuk melempar jumrah di Jamarat Mina,'' ungkapna kepada Republika.co.od.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement