Ahad 15 Nov 2015 15:57 WIB

Kontribusi Masjid Wadi Hussein bagi Tegaknya Islam di Thailand

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Masjid Wadi Hussein
Foto:
Replika Masjid Wadi Hussein

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum masuk ke masjid, kita harus melewati beberapa anak tangga yang terbuat dari material umum. Anak tangga ini merupakan akses satu- satunya untuk bisa masuk ke dalam masjid. Setelah berada di dalam masjid kita akan kembali menemukan paduan seni yang sangat kental.

Karya seni khas Cina terlihat dari banyaknya ukiran abstrak yang terdapat pada lempengan kayu, sementara seni Melayu terdapat pada ukiran kerawang menghias daun jendela masjid ini.  Seperti keseluruhan struktur bangunan, kreativitas begitu mencolok pada pembuatan jendela kayu. Ukiran khas Melayu juga menyentuh kayu penopang atap masjid hingga ke bagian ujung penopang atap.

Pada awalnya, bangunan masjid ini menggunakan atap daun palem, namun kemudian diganti dengan atap genteng buatan lokal pedalaman gaya Patani. Bentuk atap masjid ini memang tak lazim, meski dibangun dalam bentuk atap bersusun dua, atap paling atasnya itu dibangun di atas struktur yang merupakan lapisan atap di bawahnya.

Ruang utama masjid yang memiliki lebar kurang lebih 100 meter persegi ini disekat menjadi dua. Untuk menghubungkan antara ruangan depan dan belakang, sebagai penyekat dibuatkan dua buah pintu. Kedua ruangan tersebut tetap men jalan kan fungsinya sebagai tempat beribadah dan memberikan kenyamanan bagi para jamaah masjid.

Tak heran jika masjid ini menjadi favorit warga sekitar untuk menunaikan ibadah wajib dan sunah. Sehari-harinya, tak kurang dari 50 jamaah mendatangi masjid ini untuk beribadah.  Pada hari-hari besar, jumlahnya bisa membeludak, mencapai 200 orang.

Tak jauh dari masjid ini, terdapat sungai.  Sungai yang membentang membelah desa Telok Manok ini menjadi sumber air bersih utama untuk berwudhu bagi para jamaah. Pemakaman Islam kuno juga ditemukan tak jauh dari lokasi masjid ini berada.

Wisata religi Meski sudah berusia ratusan tahun, hingga kini Masjid Telok Manok masih berfungsi dengan baik dan menjadi salah satu objek wisata religi andalan daerah tersebut yang kaya dengan sejarah.

Desa Telok Manok merupakan salah satu desa yang berada di ujung paling selatan wilayah Thailand berbatasan dengan wilayah utara Malaysia di kawasan semenanjung. Desa ini menghadap ke Teluk Thailand, sekitar empat km dari ibu kota Distrik Bacho dan 25 km dari ibu kota Provinsi Natathiwat.

Wilayah Thailand Selatan ini sering kali disebut sebagai wilayah Patani Raya karena memang sejarahnya wilayah ini merupakan bekas wilayah kekuasaan Kesultanan Melayu Patani. Itu sebabnya hingga kini mayoritas penduduk wilayah ini memiliki akar tradisi Islam dan Melayu yang sangat kuat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement