Jumat 07 Jun 2019 17:09 WIB

Dompet Dhuafa tak Terpengaruh Stigma

Dompet Dhuafa sempat mendapat stigma di media sosial terkait kasus 22 Mei

Rep: Muhyiddin/ Red: Hasanul Rizqa
Direktur Mobilisasi Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) Dompet Dhuafa, Bambang Suherman
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Direktur Mobilisasi Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) Dompet Dhuafa, Bambang Suherman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim medis Dompet Dhuafa sempat mendapatkan penyerangan dari oknum aparat kepolisian pada saat hendak menolong masyarakat di lokasi aksi unjuk rasa, Rabu (22/5) lalu, Jakarta. Bagaimanapun, tindakan represif dari oknum tersebut diakui tidak berpengaruh terhadap pengumpulan zakat infaq sedekah (ZIS) yang dilakukan Dompet Dhuafa. 

Direktur Program Dompet Dhuafa, Bambang Suherman menceritakan, akibat penyerangan di aksi tersebut armada Dompet Dhuafa mengalami kerusakan. Sejumlah anggota tim Dompet Dhuafa juga luka-luka. 

Baca Juga

Bahkan, kata dia, di jagad media sosial seperti Twitter kata-kata bernada stigma terhadap Dompet Dhuafa juga dilancarkan pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. Dompet Dhuafa dituding berpihak pada salah satu kandidat pemilihan umum.

Namun, menurut dia, anggapan tersebut berhasil dikelola dengan baik oleh tim komunikasi Dompet Dhuafa, sehingga tidak memengaruhi pengumpulan zakat di bulan Ramadhan.

"Dan alhamdulillah tidak mempengaruhi secara signifikan proses transaksi yang terjadi," ujar Bambang saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (7/6). 

Justru, menurut dia, penghimpunan dana zakat yang dilakukan Dompet Dhuafa di Bulan Ramadhan kemarin meningkat 32 persen dari Ramadhan tahun lalu. Angka tersebut melampui target yang ditetapkan secara nasional yakni sebanyak 25 persen. 

"Malah sebagian, kami identifikasi di kanal-kanal konter, cukup banyak masyarakat yang datang bertanya tentang kejadian yang sebenarnya (di aksi 225), kemudian menitipkan zakat dan donasinya ke Dompet Dhuafa," kata Bambang. 

Menjelang berakhirnya aksi pada Rabu (22/5) malam, tim medis Dompet Dhuafa mengaku mendapat penyerangan dari aparat kepolisian yang bertugas.

Dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Kamis (23/5) silam, pihak Dompet Dhuafa kemudian membeberkan kronologi dari penyerangan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap tim medis mereka.

Namun, akhirnya Dompet Dhuafa dan Mabes Polri sepakat untuk berdamai. Perdamaian kedua pihak disepakati lewat mediasi dan dialog Divisi Humas Mabes Polri, Jumat (24/5) kemudian. 

Juru Bicara Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengakui kesalahan para personelnya itu. Namun, kata Dedi, Polri tak ingin kesalahan itu berujung pemberian sanksi atau proses hukum yang lain.

Karena ia menganggap dengan adanya mediasi antara Polri dan Dompet Dhuafa, persoalan tersebut sudah dianggap selesai. “Ini masalahnya hanya komunikasi di lapangan saja,” ujar dia usai mediasi dengan Dompet Dhuafa, Jumat (24/5).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement