Selasa 11 Jun 2019 17:35 WIB

Dompet Dhuafa Terjunkan Tim DMC ke 2 Wilayah Bencana Banjir

Seribu rumah terendam bannir dan ribuan oang mengungsi sejak Jumat (7/6).

Rep: rahma sulitya/ Red: Dwi Murdaningsih
Dompet Dhuafa menerjunkan Tim Disaster Management Center (DMC), untuk membantu dua wilayah banjir Samarinda dan Konawe.
Foto: dompet dhuafa
Dompet Dhuafa menerjunkan Tim Disaster Management Center (DMC), untuk membantu dua wilayah banjir Samarinda dan Konawe.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Banjir menggenangi dua wilayah di Indonesia, Samarinda (Kalimantan Timur) dan Konawe (Sulawesi Tenggara). Dompet Dhuafa menerjunkan Tim Disaster Management Center (DMC), untuk membantu dua wilayah banjir tersebut.

“Untuk respons pertama, selain evakuasi korban hingga assesment wilayah terdampak, Dompet Dhuafa juga telah mendirikan dapur umum yang terletak di Jalan S Parman, Samarinda,” ucap Direktur Utama Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/6).

Baca Juga

Beberapa wilayah Samarinda dan Konawe tergenang banjir, diakibatkan intensitas curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut. Di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, sejak Sabtu (8/6) hingga Ahad (9/6), dan menyebabkan sekitar 1.000 rumah terendam banjir, dan ribuan orang mengungsi sejak Jumat (7/6).

photo
Dompet Dhuafa menerjunkan Tim Disaster Management Center (DMC), untuk membantu dua wilayah banjir Samarinda dan Konawe.

“Kini sudah ada 500 penerima manfaat yang terbantukan, selain hal itu, Dompet Dhuafa melalui Tim Disaster Management Center (DMC) mendirikan pos sehat hingga distribusi bantuan menuju Konawe dan Samarinda sebagai respon tanggap bencana,” kata Imam.

Data resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Selasa (11/6) Konawe Utara, sebanyak 4.089 orang mengungsi. Jumlah ini terdiri dari 1.054 kepala keluarga yang bermukim di enam kecamatan. Sebanyak 58 rumah warga hanyut terseret arus dan 4.089 orang harus mengungsi.

Banjir juga disebabkan Sungai Lasolo dan rendahnya beberapa lokasi pemukiman warga di enam kecamatan yakni Kecamatan Andowia, Asera, Oheo, Langgikima, Landawe dan Wiwirano. Akibat banjir, 28 desa diperkirakan terisolasi karena akses jalan dan jembatan ke sejumlah desa terputus.

Situasi yang tidak berbeda jauh juga melanda wilayah Samarinda, Kalimantan Timur, Sungai Mahakam dan Sungai karang Mumus meluap akibat tidak dapat menahan naiknya ketinggian air. Ribuan rumah terdampak banjir hingga dua meter.

“Pemerintah Kota Samarinda melansir tidak kurang 10.300 jiwa terdampak banjir. Saat ini status darurat banjir ditetapkan hingga sepekan ke depan,” kata Imam.

Banjir juga menggenangi dan meluas ke pemukiman yang terdapat di Kelurahan Sidodadi yang berada di Kecamatan Samarinda Ulu. Tidak kurang 10 ribu jiwa terdampak banjir. Selain permukiman dan rumah ibadah, banjir juga merendam instansi perkantoran di Jalan PM Noor.

Di Gunung Lingai, sekitar 1.200 KK atau sekitar 6.000 jiwa terdampak banjir. Baik manula, balita, bayi, dievakuasi menggunakan perahu. Banjir merendam pemukiman wilayah Bengkuriang di Kecamatan Samarinda Utara, Gunung Lingai di Kecamatan Sungai Pinang, serta Temindung Permai juga di Kecamatan Sungai Pinang.

Data sementara keadaan banjir kota Samarinda Selasa (11/6), di beberapa titik seperti disekitaran Gatot Subroto, Elang, S Parman, Tantina, Jalan Camar dan Belatuk mengalami penaikkan debit air. Dengan situasi Samarinda yang dilanda cuaca mendung dan hujan gerimis, masih banyak warga yang memilih menetap di rumah masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement