Rabu 24 Apr 2019 13:45 WIB

Sambut Ramadhan, Dompet Dhuafa Gencarkan Kemudahan Berzakat

Dompet Dhuafa terus mengingatkan masyarakat untuk menunaikan kewajiban berzakat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Gita Amanda
Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa terus menggiatkan beragam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berzakat maupun berbagi dalam menyambut bulan suci Ramadhan 1440 Hijriah. Dompet Dhuafa sebagai pelopor Lembaga Amil Zakat di Indonesia terus mengingatkan masyarakat untuk menunaikan kewajiban berzakat.

Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, Imam Rulyawan menuturkan kesadaran masyarakat dalam melakukan transaksi zakat, infak, sedekah maupun wakaf (ziswaf), memang masih kurang. Ini dapat dilihat dari indeks kemiskinan yang masih besar dan belum tersentuh.

"Melihat itu, Dompet Dhuafa mencoba terus dan lebih mendekat dengan masyarakat melalui ramuan program-program khusus di bulan Ramadhan maupun regular," kata dia di Jakarta, Rabu (24/4).

Imam menambahkan, memberikan kemudahan masyarakat dalam menunaikan kebaikan di era digital sudah menjadi kewajiban Dompet Dhuafa. Pihaknya juga terus menghadirkan inovasi-inovasi. Mulai dari mengoptimasi sosial media, website, merancang kanal donasi online, bermitra dengan e-commerce, layanan jemput zakat, hingga auto debet.

"Hal itu menjadi jalur Dompet Dhuafa dalam memberikan kemudahan menunaikan kebaikan masyarakat Indonesia," kata dia.

Imam menyampaikan, Dompet Dhuafa menyadari perkembangan zaman saat ini sehingga menempatkan milenial sebagai pemeran utama. Keterlibatan generasi milenial akan menguatkan, meningkatkan, dan menumbuhkan penghimpunan dari potensi zakat Indonesia.

Dompet Dhuafa, lanjut Imam, menyadari generasi milenial memang cenderung ingin instan dan serba cepat. Sehingga Dompet Dhuafa bekerja sama dengan berbagai perusahaan e-commerce maupun kanal donasi online di Indonesia.

"Untuk memberikan kenyamanan membayar zakat secara tatap muka, Dompet Dhuafa juga membuka konter zakat yang tersedia di 80 pusat perbelanjaan di Jabodetabek," imbuhnya.

Menurut Imam, semangat jangan takut berbagi termasuk jangan takut berzakat terus mengalir dari masyarakat. Berbagi dan berzakat perlu semangat dari diri sendiri. Salah seorang yang bisa menjadi contoh adalah Euis Mayasari (50), instruktur bagi para peserta didik kelas fashion dan desain di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa.

Euis mengaku sudah lebih dari 20 tahun berkecimpung di perusahaan garmen. Dia merasa cukup untuk bekerja dan terpanggil untuk membagikan ilmu yang dimiliki. Lalu pada 2013 lalu ia bergabung dengan Institut tersebut. Euis pun bersyukur bisa bergabung karena dengan begitu bisa berbagi ilmu.

"Dari masa kerja 20 tahun itu, saya merasa sudah mentok. Untuk apa yang saya cari saat bekerja. Tinggallah kini saya membagi ilmu dari apa yang saya dapat sebelumnya," tutur Euis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement