Selasa 16 Apr 2019 10:15 WIB

Sambut Ramadhan, Masjid JIC Gelar Shalawat Nariyah

Peserta yang sudah mendaftar mencapai lima ribu orang.

Rep: Mabruroh/ Red: Hasanul Rizqa
(Ilustrasi) Suasana umat muslim menunaikan salat Jumat perdana di bulan Ramadhan di Masjid Islamic Center, Jakarta, Jumat (18/5).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
(Ilustrasi) Suasana umat muslim menunaikan salat Jumat perdana di bulan Ramadhan di Masjid Islamic Center, Jakarta, Jumat (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Raya Jakarta Islamic Center (JIC) akan menggelar pembacaan shalawat Nariyah untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Acara tersebut akan diselenggarakan pada Ahad (21/4) siang bakda zuhur. ”Dalam menyambut bulan suci Ramadhan 1442 H, kami akan mengadakan pembacaan shalawat Nariyah akbar yang diikuti dari warga, Jakarta dan luar Jakarta,” kata Kepala Sekretariat JIC, Ahmad Juhandi, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (16/4).

Menurut Ahmad, jamaah peserta yang telah mendaftar sejauh ini sebanyak lima ribu orang. Mereka datang dari kota-kota besar, semisal Jakarta, Bandung, Cirebon, Banten, Bogor, Bekasi, Karawang, dan lain-lain. “Bahkan sudah terdaftar 30 orang dari Palu dan lebih dari 157 bus dari luar kota,” kata dia.

Baca Juga

Terpisah, Hasan selaku penanggung jawab kegiatan acara itu menjelaskan, pembacaan shalawat Nariyah berasal dari tradisi yang diwariskan sejak KH Abdul Karim Warakas, ulama asal Jakarta Utara. Maka dari itu, shalawat Nariyah tidak diperkenankan dimanfaatkan untuk kepentingan politik dan bisnis.

“Beliau mengajarkan kepada kami agar mendawamkan sholawat Nariyah, tapi tidak diperkenankan untuk kepentingan politik dan bisnis serta tidak berafiliasi ke ormas tertentu. Jadi memang murni baca shalawat,” ujar Hasan.

Lebih lanjut, Hasan menekankan, para peserta jamaah yang mendawamkan shalawat Nariyah diharapkan akan mendapatkan ketenangan jiwa, dimudahkan urusannya, serta merasa dekat dengan Allah SWT. Bagi para jamaah, dianjurkan membaca shalawat Nariyah sebanyak 33 kali setelah shalat lima waktu.

“Kami selaku pemandu dzikir tidak diperkenan juga untuk menerima imbalan dalam bentuk apapun. Dan kotak amal masjid 100 persen untuk kepentingan masjid,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement