Kamis 21 Mar 2019 20:36 WIB

ACT Berangkatkan Keluarga Korban Terorisme ke Selandia Baru

ACT turut memberikan santunan sebesar Rp 15 juta melalui program Mobile Social Rescue

Rep: Fuji E Permana/ Red: Dwi Murdaningsih
Handra Yaspita, Nurhamidah, Yulierma dan Alhamdani keluarga dari Zul Firmansyah (40 tahun) dan anaknya Averro'es Omar Syah (2) korban teroris di Selandia Baru. Mereka mendapat bantuan dan diberangkatkan ACT ke Selandai Baru.
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Handra Yaspita, Nurhamidah, Yulierma dan Alhamdani keluarga dari Zul Firmansyah (40 tahun) dan anaknya Averro'es Omar Syah (2) korban teroris di Selandia Baru. Mereka mendapat bantuan dan diberangkatkan ACT ke Selandai Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tragedi kemanusiaan di Kota Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3) lalu masih menyisakan duka mendalam bagi dunia dan bangsa Indonesia. Sebagai lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) memfasilitasi keberangkatan keluarga korban terorisme ke Selandia Baru.

ACT memberangkatkan empat orang keluarga korban terorisme, di antaranya Handra Yaspita, Nurhamidah, Yulierma dan Alhamdani. Mereka adalah keluarga Zul Firmansyah (40 tahun) dan anaknya Averro'es Omar Syah (2), dua WNI korban penembakan teroris di Selandia Baru.

Baca Juga

Tim Global Humanity Response (GHR) ACT, Sucita mengatakan, selain memfasilitasi keberangkatan keluarga korban ke Selandia Baru, ACT turut memberikan santunan sebesar Rp 15 juta melalui program Mobile Social Rescue. Hal tersebut dilakukan sebagai ikhtiar ACT untuk mendampingi keluarga korban di masa duka ini.

"Mohon doanya semoga Zul dan keluarganya berangsur membaik, keluarga korban telah berangkat dari Padang menuju Jakarta, nanti dari Jakarta ke Selandia Baru akan berangkat jam 22.50 WIB didampingi tim ACT Pusat," kata Sucita kepada Republika.co.id, Kamis (21/3).

Senior Vice President ACT, N Imam Akbari menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu para korban penembakan di Selandia Baru. Khususnya terima kasih banyak pada pihak yang turut membantu keberangkatan keluarga korban ke Selandia Baru.

"Keberangkatan kali ini akan menjadi saksi kepedulian yang tinggi masyarakat Indonesia terhadap tragedi kemanusiaan," ujarnya.

Imam menyampaikan, keberangkatan kali ini, tim ACT akan membawa bantuan yang telah terkumpul dari masyarakat Indonesia. Bantuan tidak hanya untuk para WNI yang menjadi korban, tapi untuk semua korban penembakan hingga renovasi masjid Linwood Avenue dan Al-Noor di Kota Christchurch. "Insya Allah ini bukti kami peduli tidak hanya untuk warga Indonesia namun juga dunia," ujarnya.

Sebelumnya, seorang pria Australia berusia 28 tahun, Brenton Tarrant didakwa telah melakukan pembunuhan terhadap puluhan umat Islam saat melaksanakan ibadah sholat Jumat di Christchurch pada Jumat (15/3). Sebanyak 50 umat Islam di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood wafat akibat serangan teroris brutal yang dilakukan Brenton. Sementara puluhan umat Islam lainnya mengalami luka-luka, di antaranya ada WNI yang menjadi korban dan terluka sangat parah.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement