Jumat 20 Oct 2017 05:58 WIB

Merawat Alquran di Gubuk Rubuh

Nisrina, penghafal Alquran di pelosok Yogyakarta.
Foto: daarul quran
Nisrina, penghafal Alquran di pelosok Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Nisrina adalah kesederhanaan penghafal Alquran di pelosok Yogyakarta. Malu-malu Nisrina menjawab setiap pertanyaan sepanjang obrolan sore panas di perbukitan kapur Gunung Kidul. Perlahan akrab, Nisrina mulai melafalkan Surat Al Fath dengan merdu dibarengi seliweran suara letupan kayu khas dapur orang Jawa dan asap yang kian mengepul menjelang makan sore 70 santri.

Nisrina, sejak kelas 2 Sekolah Dasar (SD), terus menghafal Alquran di Rumah Tahfizh Al Hikmah, Gunung Kidul. Nisrina menjaga dan menambah hafalannya satu lembar tiap harinya. Sampai sekarang, ketika usianya menjelang 16 tahun, Nisrina sudah menghafal 30 juz Alquran. Dari semula santri, kini Nisrina dan dua orang santri tahfiz lain sudah mulai mengajar santri lain di RT Al Hikmah, Gubuk Rubuh, Gunung Kidul.

Istikomahnya Nisrina tetap menjaga hafalan adalah rencana besar memberikan hadiah terbaik untuk sang ayah yang bekerja sebagai buruh bangunan di Jakarta dan ibunya adalah petani di Gunung Kidul. Hari ini, Nisrina mengenyam bangku kelas 1 SMK Al Hikmah jurusan informatika, meski cita-cita besarnya menjadi seorang dokter.

Ustaz Ali, pengasuh Rumah Tahfizh Al Hikmah, punya kebanggan besar pada Nisrina dan dua orang santri huffazh lainnya. Kesabaran, semangat besar, dan ngrumati (merawat) Quran Nisrina menjadi semangat santri-santri lain untuk tetap menghafal Alquran dalam kesederhanaan. Ditambah, Nisrina yang berasal dari keluarga dhuafa, bersemangat mengajar Alquran dan bersekolah.

Menjelang Wisuda Akbar 8 di wilayah Yogyakarta 22 Oktober mendatang, Nisrina akan mengikuti ujian tahfiz 30 juz. Bersama 2.900-an santri tahfiz binaan PPPA Daarul Quran lainnya di Yogyakarta, Nisrina dari Gubuk Rubuh, Gunung Kidul terus melancarkan dan menjaga 30 juz Alquran hafalannya menjelang Wisuda Akbar 8 yang kali ini serentak di 16 negara. Sebelumnya, Nisrina sudah mengikuti tiga kali Wisuda Akbar Indonesia Menghafal.

Sore menjelang senja, obrolan bersama Ustaz Ali dan Nisrina sejenak terhenti saat sepanci nasi, sepiring tempe goreng, dan sambal uleg, dan segelas teh panas dihidangkan. Bertambah akrab sembari makan, Ustaz Ali berkisah tentang 70 santrinya yang kebanyakan dhuafa, sebagian besar anak-anak kampung usia sekolah menengah, beberapa dari luar kota. Keinginannya adalah mengajak dan mengajar anak-anak untuk tetap bersemangat menghafal Alqur’an dan bersekolah agar bisa bangkit dan tumbuh kelak kemudian hari.

Semoga, Wisuda Akbar 22 Oktober nanti bisa menjadi lecut semangat Nisrina dan puluhan santri lain di Rumah Tahfizh Al Hikmah untuk terus menghafal Alquran. Dan Alquran menjadi tujuan serta musabab setiap anak-anak di pelosok wilayah bangkit bersama, meski tetap dalam kesederhanaan. Dukung Wisuda Akbar 8 Dunia Menghafal melalui rekening BCA 6030308041 atau melalui link ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement