Rabu 27 Sep 2017 05:58 WIB

Cinta Abdullah Onim Tertambat di Gaza

Onim, aktivis kemanusiaan di Gaza.
Foto: daarul quran
Onim, aktivis kemanusiaan di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wajah Abdullah Onim, aktivis kemanusiaan Indonesia di Gaza, tidak menunjukkan wajah lelah meski baru saja melewati penerbangan selama 16 jam dari Yordania ke Indonesia. Dia dua kali transit di Bangkok dan Kualalumpur.

Setelah mengucap syukur atas keselamatan ia beserta istri dan kedua anaknya, Bang Onim, begitu ia akrab disapa, langsung minta diajak makan nasi uduk dengan pecel lele begitu bertemu dengan tim PPPA Daarul Qur’an yang menjemputnya di Bandara Soekarno Hatta.

Tidak mudah perjalanan Bang Onim untuk menuju Indonesia. Setidaknya ia harus bolak-balik selama satu pekan dari rumahnya ke perbatasan Rafah yang menghubungkan Jalur Gaza dan Mesir. Setiap pagi habis subuh ia berangkat menuju Rafah untuk memastikan pintu dibuka atau tidak.

Selama 7 hari ia pulang dengan tangan hampa karena pemerintah Mesir yang tidak membuka satu-satunya pintu yang digunakan warga Gaza untuk berhubungan dengan dunia luar tersebut. “Tidak ada jadwal yang pasti mereka suka-suka saja membukanya,” ujar Onim.

Sejak tahun 2008 Bang Onim menginjakkan kaki di Jalur Gaza. Kala itu ia menjadi relawan kemanusiaan saat Israel melakukan agresi militer di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Ia pernah mendekam di penjara Israel selama satu hari satu malam pada tahun 2010 lalu.

Selain untuk bertemu dengan orangtua sekaligus mengenalkan kedua anaknya kepada kakek, nenek dan kerabat di Galela, Halmahera Utara, kedatangan Bang Onim juga untuk bersilaturahmi dengan masyarakat Indonesia yang telah banyak membantu dan menitipkan amanah bantuan padanya untuk dakwah di Jalur Gaza. Salah satu yang masuk dalam kunjungan Bang Onim adalah Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an.

Sejak tahun 2013 lalu Bang Onim diamanahi oleh Daarul Qur’an untuk membangun serta mengasuh Graha Tahfizh Daarul Qur’an Gaza. Bangunan tiga lantai yang sempat hancur terkena rudal Israel pada pekan pertama beroperasi tersebut kini setiap harinya menampung 240 santri dengan belasan pembimbing.

“Ini kunjungan pertama saya ke Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an. Senang bisa bersilaturahmi langsung dengan kawan-kawan di sini sekaligus berinteraksi dengan para santri penghafal Alquran,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Bang Onim juga menyempatkan untuk memberikan laporan kepada Direktur Eksekutif PPPA Daarul Qur’an, Tarmizi Asidiq akan pelaksanaan Graha Tahfizh yang pada tahun ketiga ini sudah berhasil meluluskan 56 santri dengan hafalan 30 juz.

“Biasanya saya memberikan laporan melalui whatsapp dan surat elektronik saja itu juga dengan catatan saat listrik di sana nyala,” ujar Bang Onim.

Meski mengakui kehidupan di Indonesia berkebalikan dengan di Jalur Gaza, Bang Onim mengakui tetap akan kembali untuk berdakwah di Jalur Gaza.  “Indonesia memang indah dengan segala kemudahannya. Namun cinta saya telah tertambat di Jalur Gaza,” ujarnya diakhiri senyuman.

Demikianlah sekelumit kisah Inspirasi Kemanusiaan dari Gaza oleh Bang Onim di Daarul Quran Gaza. Salurkan dukungan Anda untuk Aksi kemanusiaan Daarul Quran di berbagai wilayah melalui rekening Kemanusiaan Daarul Qur’an berikut : BCA 603-030-8059 dan CIMB Niaga Syariah 520-01-00384-006 atau klik link berikut  http://s.id/InspirasiKemanusiaanDariGaza

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement