Selasa 29 Aug 2017 15:17 WIB

34 Desa di Bima Kekurangan Air Bersih

PKPU memberikan bantuan air bersih kepada warga Bima.
Foto: pkpu
PKPU memberikan bantuan air bersih kepada warga Bima.

REPUBLIKA.CO.ID,BIMA --  Kekeringan yang melanda Nusa Tenggara Barat (NTB) di beberapa wilayah kabupaten dan kota Bima telah mengakibatkan kurangnya air bersih di 34 desa dan 4 kelurahan. Kepala Desa Doridungga, Adhar menyebutkan, sebanyak 850 kepala keluarga (KK) didesanya harus mencari air akibat kemarau. Kondisi kekeringan ini dirasakan sudah berlangsung dua bulan.

Untuk mendapatkan air, kata Adhar, sehari-hari ia dan warganya harus berjalan kaki lebih dari dua kilometer untuk mendapakan air bersih

"Kami tidak punya pilihan lain. Mau tidak mau, kami konsumsi air keruh untuk minum, masak dan mandi. Itu pun, setiap hari kami harus berebutan air dengan hewan ternak," ujarnya.

Selain masyarakat Desa Doridungga, masyarakat Desa Kalampa Kec. Woha juga terpaksa mengurangi aktivitas yang menggunakan air ketika musim kemarau. Bahkan untuk mandi dan mencuci mereka harus ke Desa tetangga.

"Kita memang kesulitan pasokan air. Sebagian warga disini terpaksa mandi dan mencuci di desa tetangga. Bahkan ada yang enggak mandi berhari-hari demi menghemat air,” ujar Mawardin, salah satu warga desa setempat.

Menurut dia, diwilayahnya memang menjadi langganan kekeringan tiap tahun.  Dia mengaku telah melaporkan kondisi tersebut kepada pemerintah daerah namun ucapaya yang dilakukan pemerintah terbatas.

“Sudah beberapa kali kami laporkan kepada pemerintah daerah, tapi sampai sekarang belum ada solusi kongkrit. Dulu memang ada petugas yang datang survei utk di upayakan pengeboran, namun sampai skrg belum ada kelanjutan," katanya.

Sementara di Kota Bima, bantuan dari pemerintah memang ada, namun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan minum saja, sementara untuk kebutuhan lainnya mereka terpaksa membeli sendiri. Kenyataan tersebut diungkapkan oleh Taufikurahman, ketua RW 06 Lingk. Tolobali Kel. Sarae Kec. R. Barat Kota Bima.

“Sudah satu  bulan lebih kami merasakan kekeringan, minimnya bantuan pemerintah membuat kami terpaksa membeli air Rp 5.000 /galon, itupun tdk cukup utk kbutuhan harian kami,” ujar dia.

Merespons hal ini, Supervisor Disaster Risk Management (DRM) PKPU Human Initiative, Amir Mutar menerangkan bahwa timnya akan terus membangun komunikasi dengan warga sekitar untuk memberikan bantuan yang tepat. Terhitung dari 28 Agustus hingga 8 September 2017 PKPU-HI akan mendistribusikan air ke lokasi-lokasi tersebut sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap kondisi kekeringan di Bima.

“Lokasi target droping air ini di 4 kelurahan di Kobi (Dara, Tanjung, Sarae dan Melayu) dan 5 Desa di Kab.Bima (Teke, Ragi, Tenga, Kalampa, Samili). Mengingat kondisi dana terbatas terpaksa beberapa Desa lainnya kami belum bisa membantu, sembari kami cari bantuan di beberapa pendonor lain,” kata dia.

Ke depan, kata Amir, PKPU-HI juga berencana membantu pengadaan Tandon (bak penampung), bor sumur, mesin pompa air, dan beberapa bantuan lainnya sesuai kebutuhan warga di tiap-tiap lokasi. PKPU Human Initiative mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menjadi #SolusiPeduli bagi bencana yang melanda negeri ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement