Ahad 17 Feb 2019 14:21 WIB

FOZ Jateng Perkuat SDM Lewat Sekolah Amil

Potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 280 triliun.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Zakat
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tantangan kesadaran masyarakat untuk berzakat semakin besar, terlebih lagi di era milenial seperti sekarang ini. Untuk itu, dibutuhkan sebuah strategi bahkan alternatif fundrising agar potensi zakat yang luar biasa besar tersebut dapat dioptimalkan dan diberdayakan bagi pengentasan persoalan-persoalan keuamatan.  

Direktur Fundraising Solopeduli, Sutarno mengungkapkan, potensi zakat di Indonesia sangat besar, mencapai Rp 280 triliun. Jumlah ini akan sangat besar manfaatnya jika dioptimalkan bagi persoalan keumatan.

Baca Juga

Terutama untuk memberdayakan dan memandirikan kaum dhuafa. Jika semua bisa tergarap potensinya, maka problem-problem kemiskinan yang masih ada di negeri ini akan tertangani dan jumlahnya akan terus berkurang.

“Oleh karena itu, guna menyelesaikan problem-problem keuamatan, seperti kemiskinan, maka para pegiat zakat dituntut untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuannya dalam ilmu funding,” jelas Ketua Forum Zakat (FOZ), Bambang Suherman, Ahad (17/2).

Apalagi, tantangan penyadaran berzakat ke tengah-tengah masyarakat yang semakin sulit. Sehingga membutuhkan cara dan strategi untuk mampu mengikuti perkembangan pada eranya, khususnya era milenial atau era Industri 4.0 ini.

Berangkat dari permasalahan ini, Forum Zakat (FOZ) Jawa Tengah terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan para pegiat zakat. Khususnya melalui kegiatan Sekolah Amil dengan tema "Bedah Fundraising".

Sekolah Amil ini dinilai lebih tepat untuk disesuaikan dengan era Industri 4.0. Hingga saat ini, Sekolah Amil yang dilaksanakan FOZ telah menginjak periode yang ke-dua. “Terakhir, kegiatan ini telah dilaksanakan di aula gedung Muhammadiyah Kota Semarang, baru-baru ini,” katanya.

Sementara itu, Direktur Fundrising Solopeduli, Sutarno, mengatakan Sekolah Amil tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan strategi fundraising dan alternatif kegiatan fundraising.

Ia dan 49 peserta yang berasal dari berbagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) dari daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur mengikuti kegiatan, yang telah dilaksanakan di Kota Semarang ini. Menurutnya, mengikuti kegiatan Sekolah Amil yang diselenggarakan FOZ memiliki makna yang strategis. Banyak ilmu harus terus diasah melalui pengetahuan yang luas dari guru- guru yang lebih banyak ilmunya.

Tak terkecuali ilmu dari Ketua FOZ yang juga ikut menularkan ilmunya dalam acara ini. “Bekal ilmu dan pengetahuan ini akan sangat bermanfaat bagi kami di Solopeduli, yang selama ini juga bergerak dalam bidang penghimpunan serta pengelolaan zakat dari masyarakat.

Ia juga mengakui, besarnya tantangan zakat di era milenial. “Kami juga sepakat tantangan tersebut harus dijawab dengan berbagai strategi agar potensi zakat yang besar di negeri ini bisa bermanfaat lebih banyak bagi umat,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement