Ahad 17 Feb 2019 13:30 WIB

Dompet Dhuafa Melatih Pengungsi Berwiraswasta

diharapkan pemuda Indonesia dan pengungsi dapat bertukar ilmu serta budaya setempat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Pengungsi di Somalia mengantre untuk mendapat air bersih (ilustrasi)
Foto: PKPU
Pengungsi di Somalia mengantre untuk mendapat air bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa bersama United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Internasional Labor Organization (ILO) dan Universitas Atma Jaya menggelar Training Program of Indonesian Entrepreneurs and Refugees. Pelatihan wirausaha untuk pemuda Indonesia dan pengungsi tersebut menjadi ajang mendekatkan pemuda lokal dengan pemuda dari berbagai negara.

Dengan demikian, diharapkan pemuda Indonesia dan pengungsi dapat bertukar ilmu serta nilai budaya setempat. Puluhan peserta pelatihan wirausaha tersebut baru saja diwisuda di Aula Umar Usman, Jakarta Selatan pada Kamis (14/2).

Baca Juga

"Saya dari Somalia, di negara saya penuh dengan perang, ayah saya terbunuh, empat tahun yang lalu saya putuskan untuk pergi ke Indonesia," kata peserta Training Program of Indonesian Entrepreneurs and Refugees, Zakaria (28 tahun) melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id kemarin.

Zakaria salah satu pengungsi dari Somalia mengungkapkan, orang-orang Indonesia sangat baik dan terbuka. Tapi pengungsi tidak bisa bekerja di Indonesia karena memiliki keterbatasan sehingga sulit mendapatkan penghasilan. Pemuda berusia 28 tahun tersebut juga bersyukur bisa mengikuti pelatihan wirausaha yang diselenggarakan Dompet Dhuafa bersama yang lainnya.

"Alhamdulillah, saya mendapatkan kesempatan untuk ikut serta dalam program pelatihan wirausaha ini, saya dapat banyak sekali ilmu, setelah ini saya ingin membuka usaha saya sendiri," ujarnya.

Dompet Dhuafa menginformasikan, banyak pengungsi yang bernasib sama seperti Zakaria dari Somalia. Tahun 2017 tercatat ada sekitar 14 ribu pengungsi lintas negara di Indonesia. Kebanyakan berasal dari negara konflik seperti Somalia, Afghanistan dan lain sebagainya.

Kebijakan Internasional mengharuskan pengungsi memiliki beberapa keterbatasan, salah satunya tidak memiliki akses mendapatkan pekerjaan. Maka program pelatihan wirausaha tersebut menjadi harapan bagi pengungsi muda dari berbagai negara.

Dompet Dhuafa mengharapkan adanya keserasian antara masyarakat lokal dan pengungsi dalam upaya pengentasan kemiskinan. Melalui program pelatihan wirausaha itu juga diharapkan akan terjalin kerja sama di antara mereka. Sehingga mereka bisa membangun bisnis bersama.

Perwakilan ILO, Michiko mengatakan, Training Program of Indonesian Entrepreneurs and Refugees sangat baik dan dapat dilihat hasilnya. Melalui program pelatihan tersebut diharapkan dapat menaikkan kompetensi serta pengetahuan para pengungsi di Indonesia.

"Dengan adanya kerjasama program ini baik UNHCR, ILO, Dompet Dhuafa dan Universitas Atma Jaya dapat membangkitkan ekonomi, sehingga setiap individu pengungsi akan mendapatkan hasil dari pola kerja sama yang sudah dibangun," ujarnya.

Representative UNHCR Indonesia, Thomas Vargas mengatakan, para pengungsi memiliki potensi yang besar, mereka datang dengan banyak ketrampilan. Program pelatihan wirausaha membantu mereka mempraktikkan kemampuan mereka dalam bidang usaha.

"Mereka memiliki talenta dan keterampilan serta banyak hal yang perlu dipertukarkan dengan masyarakat setempat, jadi program ini menyatukan mereka untuk mengetahui apa itu bisnis, dan mudah-mudahan bisa memulai bisnis untuk ide apapun yang mereka miliki," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement