Sabtu 16 Feb 2019 12:42 WIB

DT Peduli Bangun Rumah Tangguh untuk Suku Anak Dalam Jambi

Penerima manfaat adalah warga yang rumahnya tak layak huni atau tidak memiliki rumah.

DT Peduli membangunkan rumah tangguh untuk warga Suku Anak Dalam (SAD) Jambi.
Foto: Dok DT Peduli
DT Peduli membangunkan rumah tangguh untuk warga Suku Anak Dalam (SAD) Jambi.

REPUBLIKA.CO.ID, MUARO -- Daarut Tauhiid (DT) Peduli  Jambi mulai membangun rumah tangguh untuk Suku Anak Dalam (SAD) Lubuk Kayuaro, Desa Pelempang, Kabupaten Muaro,  Jambi. Rumah pertama yang dibangun oleh DT Peduli Jambi adalah rumah untuk Luncuk, salah seorang warga SAD. Sebelumnya, Luncuk dan kedua anaknya tinggal di rumah yang sudah tak layak huni.

Luncuk tak punya tanah sendiri. Rumah yang dibangunnya saat ini pun masih menumpang di tanah tetangga yang masih ada ikatan saudara dengan Luncuk. Sehari-hari, Luncuk bekerja sebagai buruh potong (nderes) karet di kebun orang dan penghasilannya tak menentu.

Dibantu warga lainnya, rumah Luncuk akhirnya selesai dalam dua hari. Sabtu (9/2), Luncuk sudah bisa menempati rumah sederhananya tanpa khawatir roboh, kedinginan, atau kehujanan. “Terimo kasih atas bantuanyo,” kata Luncuk seperti dikutip dalam rilis DT Peduli yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/2).

Kepala DT Peduli Jambi,  Ali  menyebutkan, pembangunan rumah tangguh untuk SAD ini merupakan program sosial kemanusiaan untuk warga SAD yang tinggal di pelosok Jambi. Adapun warga yang mendapatkan bantuan adalah warga yang rumahnya tak layak huni atau tidak memiliki rumah. 

Selain rumah tangguh, kata Ali, DT Peduli juga akan meresmikan Balai Adat SAD “Awalnya kami mendapat laporan dari Ustaz Asman, Pembina SAD bahwa ada rumah salah seorang warga SAD hampir roboh. Akhirnya, kami bantu untuk membangunkan rumah yang baru,” kata Ali.

Ia menjelaskan, selain rumah Luncuk, diperkirakan masih ada dua puluhan rumah di daerah Pelempang yang tidak layak huni dan membutuhkan bantuan untuk perbaikan. Di Desa Pelempang terdapat dua dusun pemukiman SAD,  yakni Lubuk Kayuaro dan Skaladi.

Mayoritas warga kedua dusun tersebut, kata Ali, masih memerlukan bantuan karena warga SAD masih hidup di bawah kemiskinan. Ali berharap, pembangunan rumah tangguh untuk SAD berjalan dengan lancar dan semakin banyak warga SAD yang menerima manfaat program tersebut.

“Kami berharap pembangunan nanti lebih terencana dan semakin banyak rumah yang dibangun dan menyebar ke daerah lain yang ada pemukiman SAD-nya,” lanjut Ali. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement