Jumat 18 Jan 2019 22:38 WIB

Jateng Berdayakan Ekonomi Umat Melalui Baznas Mikro Finance

Upaya untuk memperkuat nilai kemanfaatan zakat ini sudah saatnya dilakukan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Baznas
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Baznas

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah mewujudkan lembaga keuangan mikro bagi masyarakat kurang mampu yang ada di daerahnya. Lembaga keuangan mikro ini akan menyiapkan permodalan yang bisa diakses oleh masyarakat kurang mampu yang membutuhkan.

Hal itu terungkap dalam audiensi Ketua Baznas Provinsi Jawa Tengah, KH Ahmad Daroji bersama dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang dilaksanakan di rumah dinas Gubernur Jawa Tengah, Puri Gedeh, Semarang, Jumat (18/1).

KH Ahmad Daroji mengungkapkan, Baznas Provinsi Jateng kini semakin melebarkan sayap untuk membantu kemaslahatan. Khususnya membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dalam mendorong pengentasan kemiskinan warga yang ada di daerahnya.

“Baznas tidak hanya berkonsentrasi dalam bantuan yang sifatnya konsumtif, namun juga akan mengembangkan permodalan bagi masyarakat yang membutuhkan melalui Baznas Mikro Finance,” ungkapnya.

Baznas Provinsi Jateng, kata Ahmad Daroji, berkeinginan membuat program pembiayaan dan akses permodalan bagi masyarakat yang membutuhkan. Sehingga keberadaan lembaga pengelolaan zakat ini kian berperan dalam mendorong tingkat kesejahteraan bagi warga yang kurang mampu.

Ia menjelaskan, saat ini banyak masyarakat di Jateng yang masih kesulitan mendapatkan akses permodalan, karena dianggap tidak bankable. Untuk itu, Baznas Provinsi Jateng berencana membuat satu lembaga pembiayaan serta akses bantuan permodalan, bernama Baznas Mikro Finance.

Nantinya, Baznas Mikro Finance tersebut akan menjadi lembaga khusus untuk memberikan bantuan kepada masyarakat tidak mampu se-Jateng. “Bantuan yang dapat diberikan memang tidak terlalu besar, hanya berkisar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta, namun diharapkan bisa mendorong pemberdayaan perekonomian warga dhuafa agar lebih sejahtera,” katanya.

Ia juga menambahkan, upaya untuk memperkuat nilai kemanfaatan zakat ini sudah saatnya dilakukan. Sebab potensi zakat di Jateng cukup besar dan memungkinkan jika dimanfaatkan untuk mendorong pemberdayaan umat.

Salah satunya zakat potensi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang digalakkan oleh Gubernur Jateng. “Untuk itu, kami ingin lebih memberdayakan kemampuan untuk membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Dengan potensi yang ada, kami yakin pasti bisa," tegas Ahmad daroji.

Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, sangat mengapresiasi dan merespons positif inisiatif Baznas Provinsi Jateng tersebut. Menurutnya, pembiayaan dan bantuan akses permodalan memang sangat diperlukan oleh masyarakat Jawa Tengah dalam menggerakkan ekonomi mikro.

Dengan begitu, Baznas tidak hanya mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang sifatnya konsumtif saja. Namun masyarakat produktif tetapi kurang mampu pun juga akan semakin berdaya dengan kemudahan akses bantuan permodalan tersebut.

“Saya senang dan sangat mendukung program Baznas ini. Silahkan nanti bisa dikembangkan dan untuk pengelolaannya nanti bisa bekerjasama dengan lembaga keuangan atau perbankan syariah,” tegas Ganjar.

Gubernur juga mengamini perihal besarnya potensi zakat di Provinsi Jateng. Zakat dari  potensi (kalangan) ASN pemprov saja, bisa terkumpul yang totalnya tak kurang dari Rp 2,5 miliar per bulan.

Padahal, masih jelasnya, waktu awal diluncurkan potensi zakat di kalangan ASN ini hanya sekitar Rp 600 juta. Kini perkembangannya sangat pesat sekali. “Kami coba tularkan ini ke daerah, dan ternyata daerah justru ‘larinya’ lebih kencang,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia juga berharap upaya ini juga bisa menjadi gerakan nasional. Sehingga sejumlah persoalan yang tidak bisa diselesaikan dengan keuangan atau anggaran negara, bisa terselesaikan oleh pemberdayaan zakat tersebut.

Kehadiran Baznas dalam membantu pembangunan Jateng, tambah gubernur, sudah sangat terasa. Ia mencontohkan, di Kabupaten Pekalongan ada sepasang kakek nenek tinggal di gubuk reyot dan tanahnya milik desa.

Kini mereka menghuni tempat tinggal yang layak karena peran Baznas. Sebab jika menggunakan  APBD prosesnya berjenjang, harus menganggarkan dulu tahun depan, belum lagi berdebat dengan DPRD dalam mendapatkan persetujuan.

Sekarang dengan adanya Baznas ini, persoalan tersebut bisa langsung diselesaikan. Contoh lainnya misalnya ada yang tidak bisa bayar sekolah langsung bisa dibantu, sakit langsung bisa dibantu, pembangunan lembaga keagamaan, gaji guru Madin dan sebagainya dapat dialokasikan dari zakat ini.

Dalam waktu dekat, Baznas juga akan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Surakarta. Pada kesempatan itu, rencananya gubernur Jateng juga diundang dan mendapatkan kesempatan untuk menjadi pembicara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement