Kamis 27 Dec 2018 22:21 WIB

Mualaf Center Baznas Gelar Konferensi Mualaf Borneo 2018

Konferensi bertujuan menjalin kerja sama pembinaan mualaf.

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidi dan Anggota BAZNAS Nana Mintarti membuka Konferensi Mualaf Borneo (KMB) 2018 yang dilaksanakan oleh Mualaf Center BAZNAS (MCB) bekerjasama dengan BAZNAS Provinsi Kalimantan Barat, di Balai Petitih, Pontianak, Kamis (27/12).
Foto: baznas
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidi dan Anggota BAZNAS Nana Mintarti membuka Konferensi Mualaf Borneo (KMB) 2018 yang dilaksanakan oleh Mualaf Center BAZNAS (MCB) bekerjasama dengan BAZNAS Provinsi Kalimantan Barat, di Balai Petitih, Pontianak, Kamis (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mualaf Center Baznas (MCB) menggelar konferensi mualaf Borneo. Konferensi ini dihadiri oleh stakeholder pegiat dakwah mualaf se-Kalimantan dan perwakilan wilayah dari negara serumpun seperti Serawak, Sabah, Brunei Darussalam dan Singapura.

Anggota Baznas Nana Mintarti mengatakan konferensi ini bertujuan untuk menjalin kerja sama pembinaan mualaf antar negara serumpun (Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam) serta penyusunan dan perencanaan peta pembinaan mualaf.

Nana menjelaskan, berdasarkan Hasil Kajian Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) yang dirilis Pusat Kajian Strategis BAZNAS 2018 terdapat 10 provinsi muslim teratas dengan presentase yang memiliki nilai IRP di atas 0,5 (tinggi hingga sangat tinggi). Salah satunya adalah Provinsi Kalimantan Barat (50 persen).

Pulau kalimantan atau dikenal dengan sebutan Borneo merupakan pulau yang mencakup tiga negara serumpun yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Luas wilayah Indonesia mencapai 75 persen atau 544.150 km persegi dari total luas wilayah Borneo yang mencapai 743.330 km persegi.

 

"Artinya, Kalimantan memiliki tantangan dakwah tersendiri khususnya pembinaan kepada mualaf yang belum dapat dijangkau karena faktor geografis untuk menuju lokasi dan terbatasnya jumlah dai yang membina dan mendampingi," ujar dia, saat pembukaan konferensi, Kamis (27/12).

Di sisi lain, lanjut Nana, belum terlihat adanya pemetaan dan koordinasi intensif antar lembaga dakwah untuk mengantisipasi dan menanggulangi tantangan dakwah tersebut.

Mualaf adalah salah satu asnaf (golongan) penerima zakat yang perlu mendapatkan perhatian utama. Sebagaimana tugas Mualaf Center Baznas, yaitu melakukan pembinaan dan pendampingan kepada mualaf sesuai tuntunan syariat Islam agar menjadi muslim dan muslimah yang kaffah.

"Melalui konferensi ini MCB menggandeng seluruh stakeholder pegiat dakwah mualaf se-Kalimantan dan perwakilan wilayah dari negara serumpun untuk merumuskan program pembinaan terbaik bagi para mualaf," tuturnya.

Dalam acara pembukaan konferensi ini, Mualaf Center Baznas juga meluncurkan Buku Tata Cara Ibadah Praktis dan Modul Pembinaan bagi Mualaf. Terbitnya buku ini sebagai bentuk kepedulian dan membantu saudara-saudara mualaf untuk menguatkan iman dan memudahkan mereka menjalankan ibadah dengan baik dan benar.

Konferensi Mualaf Borneo 2018 ini diharapkan dapat memberi andil bagi pembentukan masyarakat madani dan terjalin kerjasama yang erat dengan negara serumpun di tanah Borneo. Membawa perubahan dan memberi pencerahan menuju mualaf yang kaffah, mandiri dan profesional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement