Selasa 11 Dec 2018 16:19 WIB

ACT Dorong Gerakan Wakaf Produktif

Setelah masa tanggap darurat penanganan paling krusial ialah membangun kehidupan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Peresmian program-program andalan Global Wakaf dengan mengusung tema
Foto: ACT
Peresmian program-program andalan Global Wakaf dengan mengusung tema "Rangkai Kemanfaatan, Segerakan Kebaikan" di Islamic Center NTB, Selasa (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya warga terdampak gempa beberapa bulan lalu. Ahyudin mengatakan, ACT merasa belum maksimal dalam membantu warga terdampak gempa di NTB.

"Perlu saya sampaikan, permohonan maaf kepada warga NTB, terutama yang terdampak karena apa yang mampu ACT lakukan tidak sebanding dengan cita-cita kami, baru sebentar kerja di NTB, Allah SWT takdirkan bencana di Palu," ujar Ahyudin saat peresmian program-program andalan Global Wakaf dengan mengusung tema "Rangkai Kemanfaatan, Segerakan Kebaikan" di Islamic Center NTB, Selasa (11/12).

Kondisi tersebut membuat perhatian kepada NTB terpecah karena adanya bencana di Palu. Selama masa tanggap darurat hingga fase pemulihan, ACT telah mendirikan 1.700 hunian sementara (huntara), 100 lebih masjid, dan 100 lebih sekolah rusak akibat gempa dengan total senilai Rp 90 miliar.

photo
Peresmian program-program andalan Global Wakaf dengan mengusung tema "Rangkai Kemanfaatan, Segerakan Kebaikan" di Islamic Center NTB, Selasa (11/12).

Ahyudin mengatakan, hal tersebut tergolong kecil dibanding persoalan umat yang tertimpa musibah. Ia mengajak warga terdampak gempa di NTB tetap bersabar dan selalu berfikir positif terhadap ketentuan Allah SWT.

 

"Melalui bencana, Allah SWT menginginkan pascagempa ada kehidupan dan ketakwaan yang lebih baik. Kami tidak ada meninggalkan Lombok dan NTB, kami akan melanjutkan program-program kami," lanjutnya.

Ahyudin menyampaikan, setelah masa tanggap darurat dan pemulihan,  penanganan pascagempa paling krusial ialah membangun kehidupan. Saat fase tanggap darurat cukup dengan dana infak dan sedekah. Namun, untuk fase membangun kehidupan perlu energi dan modal yang lebih besar. Dalam fase ini diperlukan modal dengan sektor wakaf.

"Sesungguhnya bencana yang jauh lebih besar adalah bencana kemiskinan. Allah SWT juga siapkan wakaf untuk yang lebih besar," kata dia.

ACT, dia katakan, mulai aktif mengkampanyekan gerakan wakaf produktif dalam membangun kehidupan sebagai gerakan ekonomi umat. Objek wakaf yang sungguh-sungguh perjuangkan adalah wakaf uang karena paling fleksibel di bawah Global Wakaf Foundation (GWF).

"Kami sambut umat yang dahaga dengan jihad maal," ucapnya.

Ahyudin menyebutkan, sudah ada 40 perusahaan yang mewakafkan kepada GWF, di mana salah satunya ialah PT Trihamas Syariah yang memiliki aset senilai Rp 500 miliar.

"Inilah solusi rabbaniyah yang Allah SWT berikan. Kami ingin ciptakan perusahaan tempat umat bekerja. Kami percaya, modal terbesar bangun kehidupan umat ialah dengan wakaf. Hadirkan unit usaha di tengah umat. Apapun yang produktif, wakaf," ucapnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement