Senin 22 Oct 2018 05:23 WIB

Lumbung Pangan Baznas di Asmat Panen Perdana

Rawa yang dipenuhi semak belukar diubah menjadi lahan pertanian.

Rep: Novita Intan/ Red: Irwan Kelana
Petani Asmat panen perdana padi.
Foto: Dok Baznas
Petani Asmat panen perdana padi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lumbung Pangan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang berada di Kampung Per, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua telah melakukan panen padi untuk pertama kalinya setelah ditanam pada awal 2018 lalu.

 

Kepala Divisi Pendistribusian Baznas, Ahmad Fikri mengatakan, masyarakat Asmat telah memulai babak baru dalam kehidupannya, dengan beralih dari mencari bahan pangan yang ada di alam menjadi penghasil pangan.

 

"Panen padi pertama ini dari lahan seluas 2.500 meter persegi, menghasilkan sebanyak 850 kg gabah panen atau sekitar 700 kg gabah kering," katanya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, pekan lalu.

 

photo
Suasana panen perdana padi petani Asmat.

Lumbung pangan ini merupakan salah satu program dari Crisis Center Asmat yang diluncurkan pada Februari 2018. Crisis Center Asmat merupakan proses pemulihan kesehatan dan ekonomi, usai krisis pangan dan gizi buruk yang melanda wilayah tersebut akibat kurangnya pasokan makanan.

 

"Baznas mendorong pemulihan kesehatan dan ekonomi masyarakat Asmat dalam rangka pemenuhan kebutuhan bahan pangan dengan memanfaatkan kekayaan sumberdaya lokal," katanya.

 

Ia mengatakan, masyarakat Asmat mampu menghasilkan bahan pangan tersebut dengan melakukan pengolahan lahan dari rawa yang dipenuhi semak belukar kemudian diubah menjadi lahan pertanian.

 

"Mereka menanam sayuran, palawija, padi, dan membuat kolam ikan air tawar. Sayuran sudah menjadi sumber bahan pangan utama dan menjadi sumber penghasilan utama,  di samping menangkap ikan," katanya.

photo
Lumbung Pangan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang berada di Kampung Per, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua melakukan panen perdana padi.

 

Fikri mengatakan, saat ini, warga Kampung Per memiliki penghasilan mulai dari Rp1.000.000 hingga Rp4.000.000 setiap bulan  dari sayuran.

 

Masyarakat Asmat sangat menggantungkan pasokan bahan pangan dari hasil panen ini. Sebab selain dijual, bahan pangan ini juga untuk persediaan saat musim hujan tiba, di mana ladang mereka kembali menjadi rawa yang tak bisa ditanami tanaman pangan.

 

“Kini mereka bisa menabung sumber bahan pangan utama penghasil energi. Baznas berharap tidak ada lagi yang kekurangan gizi di Asmat,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement