Jumat 12 Oct 2018 12:39 WIB

ACT Siap Bantu Lanjutkan Evakuasi Korban Gempa

Jika pemerintah daerah meminta bantuan pencarian korban akan dilanjutkan.

Relawan ACT bersama TNI dan tim evakuasi bencana lainnya mengangkat jenazah yang baru ditemukan di perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10).
Foto: Darmawan / Republika
Relawan ACT bersama TNI dan tim evakuasi bencana lainnya mengangkat jenazah yang baru ditemukan di perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyatakan siap mengerahkan sukarelawan untuk membantu melanjutkan pencarian dan evakuasi korban. Khususnya mereka yang tertimpa reruntuhan bangunan dan tertimbun tanah akibat gempa yang menyebabkan likuifaksi di kawasan Perumnas Balaroa maupun Kelurahan Petobo di Kota Palu.

"Kalau pemerintah daerah meminta kita untuk membantu melanjutkan pencarian korban di sana, kita akan lakukan. Kalau tidak, maka kami akan hentikan," kata General Manager Komunikasi ACT Lukman Aziz saat memantau proses pencarian korban di kawasan perumahan Balaroa, Jumat (12/10).

Komandan Regu Evakuasi ACT di Perumnas Balaroa, Tejo Kuntoro, di sela upaya pencarian jenazah korban mengatakan, jika disesuaikan dengan prosedur standar Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) maka pencarian korban bencana berlangsung selama tujuh hari dengan perpanjangan tiga hari. Hingga Kamis (11/10) jumlah korban yang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami yang melanda sebagian wilayah Sulawesi Tengah tercatat 2.071 orang.

"Kalau di Perumnas Balaroa tidak kurang dari 300 jenazah ditemukan. ACT sendiri menemukan sekitar 60 mayat," kata Tejo.

Ia menyatakan ACT menurunkan sekitar 30 sukarelawan untuk membantu mencari dan mengevakuasi jenazah korban di sana. Bersama petugas dari Basarnas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan lembaga kemanusiaan, mereka bekerja mencari jenazah korban yang terjebak di puing-puing bangunan dan timbunan tanah.

"Sejak hari kedua pascabencana, kita sudah di sini mengevakuasi korban. Tantangan tersulit selama mencari korban yakni medan, karena kami melewati reruntuhan dan tanah yang longsor," jelas Tejo.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement