Kamis 04 Oct 2018 12:54 WIB

Dompet Dhuafa Terus Salurkan Bantuan Medis ke Palu

tim Dompet Dhuafa terus berupaya memberikan pertolongan dan bantuan layanan medis.

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Sejumlah pengungsi korban bencana alam gempa bumi dan tsunami bersiap untuk masak di Posko Pengungsian Rumah Dinas Gubernur, Palu, Sulawesi Selatan, Rabu (3/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pengungsi korban bencana alam gempa bumi dan tsunami bersiap untuk masak di Posko Pengungsian Rumah Dinas Gubernur, Palu, Sulawesi Selatan, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Gempa bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah. Titik gempa di 0.18 LS dan 119.85 BT atau 27 kilometer Timur Laut Donggala dengan kedalaman 10 kilometer dan ketinggian tsunami dua hingga empat meter. Melihat kondisi tersebut Dompet Dhuafa melalui aktivis kemanusiaan Love Sulawesi sudah bergerak dari Sabtu (29/9) dan tiba di Palu pada Ahad (30/9).

Tim aktivis kemanusiaan bekerja sama dengan berbagai instansi baik BNPB maupun RRI, dengan membuka pos di Jalan Kimaja, Kelurahan Besusu Palu Timur. Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, Imam Rulyawan, mengatakan pihaknya telah membuka layanan medis di halaman kantor RRI Palu.

"Sejak dari hari Minggu (3/10), tim Dompet Dhuafa terus berupaya memberikan pertolongan dan bantuan berupa layanan medis yang terletak di halaman depan RRI Palu. Sementara itu kami belum bisa maksimal karena terbatasnya sejumlah alat berat dalam upaya pencarian korban serta mobilisasi yang minim karena sejumlah bahan bakar minyak (BBM) mengalami kelangkaan di sejumlah pom bensin Kota Palu,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (4/10).

Berdasarkan data yang sudah dihimpun melalui aktivis kemanusiaan Loves Dompet Dhuafa berdasarkan BNPB Rabu (3/10) data terbaru sampai pukul 13.00 wib, sudah terdapat 1.407 orang meninggal dunia para korban tersebut berada di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong. Sementara itu korban luka berat sudah mencapai 2.549 orang dan masih menjalani perawatan di rumah sakit dan untuk korban hilang tercatat sebanyak 113 orang.

 

Di sisi lain terdapat jumlah pengungsi tercatat 70.821 orang. Mereka mengungsi di 141 titik pengungsian. "Pada kegiatan hari ini, cukup menguras tenaga para aktivis kemanusiaan. Jalur evakuasi yang jauh, minimnya armada evakuasi karena keterbatasan BBM, dan juga kondisi jasad korban yang mulai berbau, serta dipenuhi belatung, menjadi tantangan hari ini," ungkap Salah satu Tim Aktivis Kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah, Maizar Helmi.

Kondisi tersebut juga semakin berat dirasakan, lantaran para aktivis kemanusiaan harus menggunakan tenaga manual untuk membuka reruntuhan. Sampai hari ini, alat berat masih terbatas jumlahnya dan belum masuk ke wilayah evakuasi dan pencarian korban tim Dompet Dhuafa di Pantai Talise.

"Berjalan dengan membawa kantong mayat berisi korban sejauh dua kilometer, menjadi realita hari ini. Selain itu juga kita harus memindahkan puing-puing secara manual untuk mengevakuasi korban," tambah Maizar.

Saat ini tim kemanusiaan Dompet Dhuafa bersama tim evakuasi yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri menuju tanah lapang seluas 1.000 meter persegi yang sudah disiapkan aparat untuk menampung seribu jenazah korban gempa. Sebanyak 70 jenazah yang sudah ditemukan akan dimakamkan secara masal di Pemakaman Umum Poboya Indah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement